Pesanmoral cerita Bawang Merah Bawang Putih. Ikhlaslah menolong orang lain, tidak berpamrin. Jika kamu mengharapkan balasan, kamu akan kecewa. Contoh Cerpen Bahasa Inggris untuk Story Telling. 19 September 2019. Cerita Ande Ande Lumut, Cerita Rakyat Jawa Timur. 2 September 2019. Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir di Sumatera Utara.
Ketika dewasa, terkadang kamu ingin bernostalgia ke masa kecil. Salah satunya adalah dengan membaca dongeng atau cerita rakyat. Nah, kalau kebetulan ingin membaca cerita rakyat Bawang Merah & Bawang Putih, kamu bisa menyimaknya di sini!Membicarakan soal dongeng cerita rakyat, Indonesia memiliki banyak sekali kisah menarik yang tak kalah dari dongeng luar negeri. Salah satunya adalah cerita rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih yang sangat terkenal yang mengisahkan tentang dua orang saudara yang memiliki sifat begitu bertolak belakang ini sebenarnya memiliki beberapa versi. Namanya juga cerita rakyat yang dulunya diceritakan secara lisan, maka adanya sedikit perbedaan peristiwa adalah hal yang hanya kisah lengkapnya saja, kamu pun dapat menemukan ulasan menarik tentang cerita rakyat Bawang Merah Bawang Putih. Baik itu, mengenai pesan moral, unsur-unsur intrinsik, dan fakta menariknya. Daripada makin penasaran, mending langsung dicek saja selengkapnya di bawah ini, ya!Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih Sumber Dongeng Cerita Rakyat Pada zaman dahulu kalah, dikisahkan ada sebuah keluarga yang hidup dengan harmonis. Keluarga itu memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Bawang Putih. Selain parasnya yang cantik, ia juga memiliki kepribadian yang baik. Sayangnya, kebahagiaan keluarga tersebut harus terenggut ketika sang ibu menderita sakit dan kemudian dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Tak lama setelah itu, sang ayah memutuskan untuk menikah kembali dengan seorang wanita yang juga telah memiliki seorang anak perempuan. Nama anak tersebut adalah Bawang Merah. Mulanya, Bawang Putih merasa bahagia sekali dengan kehadiran Bawang Merah di rumahnya. Karena memiliki saudara, ia berpikir tidak akan merasa kesepian lagi. Namun siapa yang menyangka kalau ini semua adalah awal penderitaan yang akan dialami oleh Bawang Putih. Terlepasnya Topeng Sang Ibu Tiri dan Bawang Merah Setelah beberapa waktu hidup bersama, sedikit demi sedikit sifat ibu tiri dan Bawang Merah yang asli mulai terlihat. Kalau di depan sang ayah, kedua orang tersebut akan memperlakukan Putih dengan baik. Namun, ketika ayahnya tidak ada, keduanya memperlakukan Putih dengan semena-mena. Kelakuan ibu tiri dan Bawang Merah semakin menjadi-jadi setelah sang ayah meninggal dunia. Tidak hanya memperlakukan Putih seperti pembantu, mereka juga menguasai semua harta peninggalan orang tua Putih. Keadaan tersebut tentu saja membuat Bawang Putih begitu nelangsa. Mau tidak mau, ia harus tegar dan ikhlas menghadapi semuanya. Setiap hari, Bawang Putih mengerjakan tugas rumah. Mulai dari mencuci baju, mencuci piring, memasak, berbelanja. Semua tugas dikerjakannya, sementara ibu tiri dan Bawang Merah hanya bersantai-santai menikmati hidup. Secercah Keajaiban untuk Bawang Putih Hingga pada suatu hari, Bawang Putih melakukan tugasnya mencuci di sungai yang tak jauh dari rumahnya. Saat sedang mencuci, ia tidak sengaja menyenggol baki tempatnya menaruh pakaian. Baju-bajunya pun hanyut terbawa air sungai. Karena aliran sungai begitu deras, ia tak sanggup mengejarnya. Ia pun hanya bisa duduk di pinggir sungai sembari menangis. Ia merasa begitu kalut dan ketakutan berharap ada seseorang yang menolongnya. Pasalnya, kalau sampai pakaian tersebut tidak ditemukan, ia pasti akan dimarahi habis-habisan oleh ibu tiri dan Bawang Merah. Beberapa saat kemudian, datanglah seekor ikan mas ajaib yang menghampirinya dan bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Putih? Mengapa kamu menangis?” Pada awalnya, Putih merasa begitu terkejut dengan suara tersebut. Ia tidak menyangka jika suara tersebut berasal dari seekor ikan. Namun kemudian, ia pun menceritakan semuanya kepada ikan mas dengan suara terbata-bata. Mengetahui permasalahan yang terjadi, ikan mas segera bergegas pergi lalu kembali dengan membawa pakaian-pakaian yang hanyut dibawa arus sungai. Wanita itu pun menerimanya dengan perasaan lega dan bahagia. Setelah mengucapkan terima kasih, ia pun bergegas pulang. Kekejaman yang Semakin Menjadi-Jadi Pada suatu hari, sang ibu tiri menyuruh Bawang Putih untuk pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan rumah. Barang-barang yang harus dibeli begitu banyak, tapi ia hanya diberikan uang sedikit. Hal itu tentu saja membuatnya bingung. Pasalnya, jika ada barang yang terlewat, ia pasti tetap akan dimarahi. Dengan perasaan yang begitu kacau, ia pun pergi ke sungai. Di sana, ia bertemu dengan ikan mas lagi dan kemudian berkeluh kesah. Kemudian, ikan mas pun berkata, “Tenanglah Putih, kamu tak perlu bersedih karena aku akan membantumu.” Si ikan lalu menggosok-gosokkan badannya ke tangan Putih yang kemudian membuat sisiknya lepas dan berubah menjadi kepingan emas. Ikan mas berkata pada Putih supaya mempergunakannya sebaik mungkin untuk membeli kebutuhan rumah. Wanita itu merasa terharu sekali atas pertolongan yang diberikan oleh ikan mas. Ia pun segera bergegas ke pasar setelah mengucapkan terima kasih kepada penolong ajaibnya itu. Namun, tanpa sepengetahuan Putih, ternyata Bawang Merah dan ibu tiri diam-diam membuntutinya. Dari kejauhan, mereka melihat apa yang diperbuat oleh ikan mas. Merasa tidak senang dengan hal tersebut, keduanya kemudian menangkap si ikan ajaib. Mereka membawanya pulang, membunuh ikan ajaib tersebut, lalu menggorengnya. Awal dari Kehidupan Baru Bawang Putih Sekembalinya dari pasar, Putih merasa begitu aneh ketika mendapati sang ibu dan saudara tirinya menyambutnya dengan hangat. Di meja makan pun sudah tersaji lauk berupa ikan goreng yang begitu menggiurkan. Tak menaruh sedikit pun kecurigaan, ia kemudian memakannya dengan begitu lahap. “Mungkin ibu tiri dan saudaraku sudah menyadari perbuatannya selama ini dan sekarang mau berubah,” begitulah batinnya dalam hati. Setelah selesai makan dan membereskan piringnya, Bawang Merah kemudian menghampirinya dan menceritakan kalau ikan yang dimakannya adalah ikan mas, sahabat yang selalu menolongnya. Mendengar hal tersebut, Putih terkejut bukan main dan menangis. Ia merasa begitu bersalah karena telah memakan sahabatnya sendiri. Dengan sesenggukan, wanita cantik tersebut kemudian menguburkan kerangka ikan mas di halaman belakang rumahnya. Hal yang begitu ajaib pun terjadi. Keesokan harinya ia mendapati sebuah pohon emas tumbuh di atas kuburan si ikan. Bawang Putih Akhirnya Hidup Bahagia Selang beberapa waktu kemudian, datanglah seorang pangeran ke desa tempat tinggal Bawang Putih. Kedatangannya tersebut bermaksud untuk mencari pohon emas yang berguna mengobati ayahnya yang sedang sakit. Setelah berkeliling cukup lama, sang pangeran akhirnya menemukan pohon yang selama ini dicari-carinya. Ia pun berjalan mendekati pohon tersebut. Kebetulan, saat itu Bawang Merah hendak pergi ke luar. Ia pun bertanya pada Bawang Merah apakah benar pohon tersebut miliknya. Dengan mantap, wanita itu menjawab kalau ialah yang menanamnya. Setelah menceritakan maksud kedatangannya, sang pangeran kemudian mengadakan sebuah sayembara. Katanya, “Barangsiapa dapat mencabut pohon emas tersebut, apabila perempuan akan kujadikan istri. Sedangkan jika laki-laki, ia akan kuangkat sebagai saudara.” Mendengar hal tersebut, Bawang Merah pun dengan percaya diri menawarkan untuk mencabut pohon tersebut. Sayangnya, meskipun ia berusaha sekuat tenaga, pohon itu tetap bergeming. Beberapa orang yang menyaksikan hal itu pun penasaran untuk mencobanya. Namun, hasilnya tetap saja nihil. Beberapa saat kemudian, Bawang Putih menghampiri mereka dan bertanya, “Pangeran, apakah aku diperkenankan untuk mencoba mencabut pohon ini?” Setelah dipersilakan, dengan mudahnya Putih dapat mencabut pohon tersebut. Nah, sesuai janjinya, sang pangeran kemudian memboyong Bawang Putih ke istana. Keduanya menikah lalu hidup bahagia. Sementara itu, Bawang Merah dan sang ibu tiri tetap tinggal di rumahnya. Keduanya masih hidup dengan iri dengki di hatinya. Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Bawang Merah, Bawang Putih, dan Ikan Mas Setelah membaca ringkasan cerita Bawang Merang Bawang Putih di atas, di sini kamu juga akan menyimak mengenai unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita tersebut. Mulai dari tema, latar belakang, alur, tokoh dan perwatakan, serta pesan moral yang terkandung di dalamnya. 1. Tema Inti cerita atau tema dari cerita rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih ini adalah mengenai kejahatan dan kebaikan. Apa pun yang terjadi, pada akhirnya kebaikanlah yang akan menang. 2. Tokoh & Perwatakan Sesuai dengan judulnya, dalam dongeng ini ada dua tokoh penting yang sering muncul, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Putih merupakan tokoh protagonis yang memiliki sifat baik, rajin, berparas cantik, tetapi selalu tersakiti. Sementara itu, Merah adalah tokoh antagonis yang memiliki sifat bertolak belakang. Ia adalah gadis yang pemalas dan suka iri. Ada juga ibu tiri yang sifatnya begitu serakah dan munafik. Ia berpura-pura baik, tapi tega menguasai semua harta peninggalan orang tua Putih. Selanjutnya, ada pangeran yang memiliki jiwa pantang menyerah. Ia berkelana ke sana-sini demi mencari obat untuk ayahnya. Selain itu, ia juga seorang pria yang memegang teguh janjinya. Terbukti, ia menikahi Putih karena bisa mencabut pohon emas. 3. Latar Namanya juga dongeng, latar tempat terjadinya terkadang terjadi kesimpangsiuran. Beberapa sumber mengatakan kalau cerita rakyat Bawang Merah dan Bawang Putih ini berasal dari Riau. Akan tetapi ada pula yang mengatakan kalau asalnya dari Jawa Tengah. Hal tersebut memang wajar terjadi, mengingat kisah ini sebelumnya hanya dituturkan secara lisan. Lagi pula tidak hanya di Indonesia, dongeng ini ternyata juga terkenal di Malaysia, lho. 4. Alur Cerita Dongeng yang satu ini menggunakan alur maju. Kisahnya dimulai dari kehidupan Bawang Putih yang masih bahagia bersama keluarga kandungnya. Kemudian, kisahnya berlanjut dengan dirinya yang tinggal bersama saudara dan ibu tirinya. Akhirnya, ia menikah dengan sang pangeran dan hidup bahagia. 5. Pesan Moral Dari cerita rakyat Bawang Merah & Bawang Putih ini ada beberapa pelajaran atau pesan moral yang bisa dipetik. Beberapa di antaranya bisa kamu simak berikut ini. Yang pertama adalah apa pun keadaanmu, kamu harus terus berjuang. Sekarang kamu mungkin sedang menderita atau berada di titik terendahmu, tapi yakinlah suatu hari nanti semuanya pasti akan membaik, seperti apa yang dialami oleh Bawang Putih. Kemudian, janganlah memiliki sifat iri dengki dan serakah seperti Bawang Merah. Seberapa pun besar usahamu, kalau hal yang diingini tersebut bukan takdirmu, maka kamu tidak akan pernah mendapatkannya. Yang terakhir, kamu harus menepati janji yang telah dibuat. Sama seperti pangeran yang menepati janji yang diucapkannya saat membuat sayembara. Demikianlah ulasan mengenai unsur intrinsik dari cerita rakyat Bawang Merah Bawang Putih. Selain unsur intrinsik, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik yang membangun cerita tersebut. Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih Selanjutnya, yang bisa kamu simak di artikel ini adalah fakta menariknya yang tak kalah seru untuk dikulik. Adapun ulasannya bisa kamu baca berikut ini 1. Memiliki Versi Lain Selain yang sudah kamu baca di atas, kisah ini juga memiliki versi lainnya, lho. Versi yang satu ini Bawang Putih tidak bertemu dengan ikan mas, melainkan seorang nenek. Nenek tersebutlah yang membantu Bawang Putih menemukan pakaiannya yang hanyut di sungai. Sebagai balasannya, Putih kemudian membantu beres-beres di rumah nenek tersebut. Sebelum pulang, sang nenek menyuruhnya memilih labu untuk dibawa pulang. Setelah memilih yang paling kecil, ia lalu pulang dan membukanya di rumah. Tak disangka, ternyata isinya berupa perhiasan. Melihat kejadian tersebut, Bawang Merah dan ibu tiri merasa iri dan bertanya dari mana mendapatkannya. Setelah mendengar cerita Putih, kedua orang tersebut menyusun rencana supaya bisa menemui sang nenek dan mendapatkan perhiasan yang lebih banyak. Bawang Merah kemudian pura-pura mencuci di sungai dan menghanyutkan pakaiannya. Ia kemudian ditolong oleh nenek yang baik hati itu. Sama seperti Putih, Merah pun kemudian membantu nenek membersihkan rumahnya, tetapi dengan cemberut dan tidak ikhlas. Ketika sudah selesai, Merah disuruh nenek untuk memilih labu. Ia pun memilih yang paling besar dengan harapan akan memperoleh perhiasan lebih banyak. Sesampainya di rumah, wanita tersebut dan ibunya menutup semua akses pintu rumah. Setelah itu, keduanya segera membuka labu yang didapatnya. Namun, betapa terkejutnya mereka karena isinya bukanlah perhiasan melainkan ular beracun. Kedua orang tersebut kemudian digigit ular-ular itu dan mati karena tidak bisa menyelamatkan diri. 2. Diadaptasi Menjadi Drama dan Sinetron Modern Sumber Wikimedia Commons Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih yang ini juga sudah banyak diadaptasi menjadi drama maupun sinetron, lho. Mengadopsi judul yang sama, sinetron Bawang Merah Bawang Putih ini begitu populer di tahun 2014 karena menggandeng pemain yang sedang hits kala itu, yakni Revalina S. Temat, Nia Ramadhani, dan Dimaz Andrean. Kemudian di tahun 2017, kisah tersebut di-remake lagi menjadi lebih modern dan diberi judul BMBP yang merupakan singkatan dari Bawang Merah dan Bawang Putih. Menggandeng artis yang lebih muda, sinetron ini dibintangi oleh Prilly Latuconsina, Maxime Bouttier, dan Beby Tsabina. Sinetron yang satu ini juga tidak kalah keren dari versi yang sebelumnya. Sudah Puas Menyimak Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih Beserta Ulasan Lengkapnya? Itulah tadi cerita beserta ulasan lengkap dari Bawang Merah dan Bawang Putih. Tidak hanya menghibur, tetapi kamu juga bisa mengambil pelajaran yang berharga dari kisah tersebut. Nah, kalau masih belum puas dan ingin membaca cerita rakyat yang lain, mending langsung saja cek di PosKata, yuk! Beberapa contohnya yang tidak kalah seru yaitu, legenda batu menangis, kisah Malin Kundang, Roro Jonggrang, hingga Aladdin pun ada, lho di sini. Maka dari itu tunggu apalagi? Langsung saja dilanjutkan membacanya, ya! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.SeriCerita Rakyat 34 Provinsi Bawang Merah Bawang Putih Billingual Book written by Dian K and has been published by Bhuana Ilmu Populer this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2017-04-03 with Juvenile Fiction categories. Ilustrasi Bawang Merah Bawang Putih Bawang Merah dan Bawang Putih adalah cerita rakyat yang ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti Riau dan Bali. Sinopsis[sunting] Ada seorang janda hidup bersama dua orang putrinya yang bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Janda tersebut merupakan ibu tiri bagi Bawang Putih dan ibu kandung bagi Bawang Merah. Suami sang janda tersebut sudah meninggal dan merupakan ayah kandung Bawang Putih. Mereka bertiga tinggal di rumah peninggalan ayah Bawang Putih. Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki sifat yang bertolak belakang. Bawang Merah memiliki sifat pemalas dan serakah begitupun ibunya, sedangkan Bawang Putih memiliki sifat rajin dan sederhana. Bawang Merah selalu dimanja ibunya. Sebaliknya, Bawang Putih selalu diperintah mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga tetapi ia tidak pernah menolak atau mengeluh. Pada suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju mereka di sungai. Tiba-tiba, sehelai kain milik ibunya hanyut. Karena takut dimarahi sang ibu, Bawang Putih mencari kain yang hayut dengan menyusuri sungai dan menanyai setiap orang yang ia temui. Sayangnya, tidak seorang pun melihat kain tersebut. Bawang Putih sampai di ujung sungai yang menuju sebuah mulut gua. Di dalam gua, tinggal seorang nenek. Ia mengetahui kain tersebut. Sang nenek meminta Bawang Putih membantunya membersihkan gua tersebut apabila Bawang Putih ingin memperoleh kembali kain ibunya. Bawang Putih menyanggupi dan mereka membersihkan gua. Setelah selesai membersihkan gua, sang nenek memberikan kain yang hanyut tadi kepada Bawang Putih. Selain itu, sang nenek menawarkan labu kecil atau besar kepada Bawang Putih. Bawang Putih memilih labu yang kecil dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah, sang ibu memarahi Bawang Putih karena pulang terlambat. Saking marahnya sang ibu, labu kecil yang dibawa Bawang Putih dipecahkannya. Namun, mereka terkejut karena isi labu tersebut ternyata perhiasan-perhiasan. Bawang Putih menceritakan pada mereka apa yang terjadi di sungai dan membuat ibunya makin geram karena memilih labu yang kecil. Bawang Merah mencoba melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih untuk mendapatkan labu yang besar. Ia pura-pura menghanyutkan kain di sungai, pura-pura menanyai orang-orang di sepanjang sungai, dan sampai ke mulut gua tempat sang nenek tinggal. Sang nenek meminta Bawang Merah membantunya membersihkan gua apabila ingin mendapatkan kembali kainnya. Namun, Bawang Merah menolak dan langsung meminta labu yang besar. Sang nenek pun memberikannya. Bawang Merah pulang dengan membawa labu yang besar. Ia disambut ibunya dan labu pun mereka pecahkan. Saat labu pecah, keluar ular-ular dari dalamnya. Mereka bedua ketakutan dan akhirnya sadar diri akan keserakahannya. Mereka bedua akhirnya minta maaf kepada Bawang Putih.
bantu kakakmu, bawang merah," pinta ibunya. Cerita fabel bahasa jawa kancil lan monyet; Gambar Cerita Rakyat Bawang Merah Dan Bawang Putih Enak bae, iku ora bakal bawang putih! Cerita bawang merah bawang putih bahasa jawa singkat. Pada suatu pagi, sebelum pergi ke pasar, sang ibu menyuruh bawang putih dan bawang merah untuk menumbuk padi.
Akhirnyaayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikahi saja ibu Bawang merah supaya Bawang putih tidak kesepian lagi. Maka ayah Bawang putih kemudian menikah dengan ibu Bawang merah. Mulanya ibu Bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada Bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan.
A long time ago, in a nice quite village, there lived a wealthy merchant, he lived together with his daughter who was named Bawang Putih. This merchant's wife had long since passed away. The merchant was very fond of his daughter. Because she was obedient and day, as he came home from travelling, he brought a woman and her daughter along with him. He wanted to marry this woman. So, Bawang Putih now had a stepmother and a stepsister who is named Bawang her father went to trade, her stepmother and Bawang Merah would treat Bawang Putih like a servant. Bawang Putih did all the work that was ordered by her stepmother. She cleaned the house, cooked, washed clothes, and looked for firewood. If Bawang Putih's work went wrong, her stepmother would punish her by not feeding morning, her stepmother and Bawang Merah took turns shouting, "Hey Bawang Putih, wash my clothes!" Not yet finished washing clothes, Bawang Putih would then be called by her stepmother."Bawang Putih, prepare breakfast now! We are hungry.""Ok... Okay, mom."Because Bawang Putih worked so hard and was punished so harshly, her body became thinner. One day, Bawang Putih's father returned home and fell ill. He was very ill and Bawang Putih was very sad because of it. She never left her father alone. However, God decided differently. Bawang Putih's father died."Father... Don't leave Bawang Putih... Father ..."While Bawang Putih wept and cried, her stepmother and Bawang Merah were excited. Because the property and house of Bawang Putih's father now belonged to them."Look Bawang Merah, he finally died." "Yes, Mom we will be rich."Bawang Putih's life was miserable after her father died. She no longer had her father to love and comfort her. Her stepmother and Bawang Merah further tortured her. Bawang Putih tried to be patient but sometimes she would cry at night. "Lord, please help me. Why are they always evil to me?"One day, Bawang Putih went to the river to wash clothes. She was sleepy and hungry, her body was weak. While washing, Bawang Putih didn't realise that her stepmother's favourite shawl had washed away. When she put all the clothes into the basket, she was surprised to find her stepmother's scarf was not there."Mother's favourite scarf is gone... Oh no! It's drifting down the river... What should I do? I daren't go home. Mother will scold me."Finally, Bawang Putih decided to go back down the river to look for her stepmother's scarf. In the middle of the road, she met a farmer who was washing his cow."Uncle, did you see a red scarf floating down the river?"The farmer nodded and replied,"Red shawl? Hmm oh yes I saw it. The scarf was taken by an old grandmother who was washing her by the river. The old grandmother's house is on the mountain."Bawang Putih immediately headed up the mountain. There, she found a wooden house. Bawang Putih knocked on the door of the house,"Excuse me, Grandma, did you find my mother's red scarf?"The old grandmother came out of the house and greeted Bawang Putih."Hi dear, let's go in. What's your name?""My name is Bawang Putih, Grandma."The old grandmother will give a red scarf with one condition, Bawang Putih must help her first. Bawang Putih agreed. All day, she helped the grandmother cook, look for firewood, clean the house and wash clothes. For Bawang Putih, all this work was easy, because she was used to doing it was time for Bawang Putih to leave for home. The grandma gave her the shawl."Bawang Putih, this is the red scarf you are looking for. Oh, I want to give you a gift. A pumpkin for you, because you helped me. Choose which one you like."On the table, there were both small and large pumpkins. Bawang Putih chose a small pumpkin, because she also had to carry a basket full of clothes home."Hm, I choose the small one, Grandma.""Okay, take this little pumpkin. But remember, you can't open the pumpkin until you get home. Understand?""Well Grandma, I will do everything you said." Arriving at home, Bawang Putih was scolded by her stepmother and Bawang Merah."Where have you been Bawang Putih? How dare you go out without my permission?""Forgive me, mother! I… I was... ""Stop, enough Bawang Putih! We don't need your excuses!"They continued to beat her. Then they saw the pumpkin brought by Bawang Putih."Cut the pumpkin and cook it! We are starving because of you!"Bawang Putih took the knife and split the pumpkin. What a surprise, the pumpkin was full of sparkling and expensive jewellery."Hah, where did you get the pumpkin?"Bawang Putih then told them everything."Oh.. Bawang Putih, you should have chosen a large pumpkin! It would have had more jewellery!"Hearing the words of Bawang Merah, the stepmother finally got the idea. "Looks like I have an idea. Ha Ha Ha."The next day, the stepmother and Bawang Merah went to the river. They deliberately washed away the red scarf. Then secretly, they followed the veil as it was washed away. Sure enough, the red scarf was picked up by the old stepmother and Bawang Merah followed the old grandmother who went up the mountain. As they walk, Bawang Merah complained about how far it was. "Ahh, I'm tired. Let's just go home.""Bawang Merah, be patient! Soon we will get even more jewellery than Bawang Putih.""But I'm tired, mom.""I said be patient!”Arriving at the old grandmother house, the stepmother and Bawang Merah knocked on the door. The old grandmother welcomed them warmly. Then, the stepmother and Bawang Merah pretended to be sad and asked about the red scarf."Dear grandmother, did you find my mother's red scarf?""Oh yes, it just so happens that Grandma found it on the river." Just like Bawang Putih, the new grandmother will give them the shawl, if they helped her. The only way to get the pumpkin was to work to help the old grandma, but they still couldn't stop complaining."I’m so tired, if it weren't for the pumpkins, I wouldn't do this.""Yes, I'm also tired. Hopefully, there will be even more jewellery inside this Ha Ha"Finally, Bawang Merah and the stepmother finished their work at the old grandmother's house and said goodbye. The old grandmother gave the shawl to Bawang Merah and her mother. On the table, there are two pumpkins, one large and one small."Choose one pumpkin, as a gift from me."And of course, the stepmother and Bawang Merah chose the largest pumpkin."Of course, I choose the big one grandma.""Yeah, choose the big one.” “Remember, don't open the pumpkin, before you get home.""Yes Grandma, that's for sure. We will go home first Grandma."Bawang Merah and her mother, do not obey the advice of the grandmother. On the way, the stepmother splits the big pumpkin. They were impatient to get their hands on jewellery inside."Mom, let's just open this pumpkin now, the old grandmother will not know.""Yeah, let's open this. I'm also curious."However, they were in for quite a surprise. Because inside the pumpkin were venomous animals, such as snakes, scorpions, spiders and centipedes. They were both bitten by a snake."Oh, what is this?” “Where is the jewellery? Why did it have these animals inside? Ihhh""Aw! Aw! It hurts!” “Aw! Aw! Ouch!” “Mom…Ouch…Aw…What should we do Mom?” “I also got bitten”Because they are still in the middle of the forest, no one came to help them. The stepmother and Bawang Merah died from the snakebite. Their greed brought them to Bawang Putih lives happily ever after. The jewellery given by the old grandmother making her rich. She continued her father's business and enjoyed the fruits of her obedience and kindness.
AnalisisCerita "Bawang Merah Bawang Putih" dan Cerita "Aschenputtel". Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering. "Bawang Merah Bawang Putih" adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari Indonesia yang bercerita tentang seorang gadis yang dianiaya oleh ibu tirinya sendiri yang pada akhirnya menikah dengan seorang
Dongeng Cerita Bawang Putih Bawang Merah sangat terkenal bahkan bukan hanya di Indonesia. Cerita ini sudah dikenal di negara lain dan sudah sering di filmkan dalam berbagai versi. Dongeng Cerita Bawang Putih Bawang Merah dari Sumatera Barat Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan dua putrinya yang cantik, Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal lama, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah. Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang Putih rajin, baik hati, jujur ​​dan rendah hati. Sementara itu, Bawang Merah malas, glamor, bangga dan iri. Kepribadian Bawang Merah yang buruk diperburuk karena ibunya memanjakannya. Ibunya selalu memberinya semua yang dia inginkan. Sedangkan Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan di rumah. Mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan semua pekerjaan dilakukan sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri, karena ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa meminta Bawang Putih. Bawang Putih tidak pernah mengeluh nasib buruk yang harus dia hadapi. Dia selalu melayani ibu tiri dan saudara perempuannya dengan gembira. Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju ibu dan saudara perempuannya di sungai. Bawang Putih tidak menyadarinya ketika sepotong kain milik ibunya hanyut oleh sungai. Betapa sedihnya dia, berpikir bahwa jika kain itu tidak dapat ditemukan, dia akan disalahkan, dan bukan tidak mungkin dia akan dihukum dan diusir dari rumah. Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang sungai. Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang pakaian ibunya yang hanyut oleh sungai, tetapi semua orang tidak tahu di mana kain itu. Akhirnya Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua. Anehnya, ada seorang wanita yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih bertanya pada wanita tua itu jika dia tahu keberadaan kain milik ibunya. Wanita itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih. Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu wanita tua itu. Bawang Putih terbiasa bekerja keras sehingga pekerjaannya menyenangkan wanita tua itu. Saat itu sore hari dan Bawang Putih sedang mengucapkan selamat tinggal kepada wanita tua itu. Wanita itu menyerahkan kain itu padanya. Karena kebaikannya, wanita tua itu menawarkannya hadiah labu . Ada dua di antaranya, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk memilih hadiah yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, maka dia memilih yang lebih kecil. Setelah itu Bawang Merah kembali ke rumah. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah karena Bawang Putih terlambat. Dia pun menceritkan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil, jadi ibunya membanting labu itu ke tanah. Prakk” dan labunya pecah, tapi aneh ternyata di labu ada perhiasan emas yang indah dan berkilauan. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka akan menjadi sangat kya dengan perhiasan yang begitu banyak. Tapi mereka serakah, mereka malah berteriak pada Bawang Putih dan membentak kenapa Bawang Putih tidak mengambil labu yang besar. Dalam pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang lebih besar diambil, mereka pasti mendapatkan lebih banyak perhiasan. Untuk memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang diceritakan oleh Bawang Putih. Dia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat wanita tua itu tinggal. Namun, tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak perintah wanita tua itu untuk bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan wanita tua itu untuk memberinya labu yang lebih besar. Wanita tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang Besar untuk Bawang Merah. Bawang Merah dengan senang hati membawa labu yang diberikan wanita tua itu, sambil membayangkan berapa banyak perhiasan yang akan ia dapatkan. Sekembalinya ke rumah, sang Ibu menyambut putri kesayangannya. Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah, tetapi alih-alih perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu. Bawang Merah dan Ibunya akhirnya menyadari apa yang telah mereka lakukan selama ini adalah salah dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka. Pesan moral dari Dongeng Cerita Bawang Putih Bawang Merah adalah jadilah anak yang rajin maka orang lain akan menyukaimu. Selain itu ingatlah sifat serakah tidak kan membuatmu bahagia, bahkan akan membaw kesusahan dimasa yang akan datang. Kami juga sudah pernah memposting versi lain dari cerita ini pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Bawang Merah Bawang Putih dari Sumatera Barat dan Cerita Rakyat Bawang Merah Bawang Putih CeritaBahasa Jawa (Keong Mas) Keong Mas. Kira-kira wis setaun desa Dhadapan ngalami mangsa ketiga kang dawa dadine larang pangan lan akeh lelara gawe uripe warga ketula-tula. Ora beda mbok Randha Dhahapan, pawongan wadon tuwa sing lola tanpa dulur, nggo nyambung uripe sabendinane dheweke luru krowodan ing alas kewan.