Dalailal-Khairat dikarang oleh ulama' sufi asal Maroko yang bernama Abi 'Abdullah Muhammad Sulaiman al- Jazuli. Dikisahkan beliau di tengah perjalanan padang pasir membutuhkan air untuk minum dan saat itu waktu shalat telah tiba. Beliau kesulitan untuk mengambil air yang berada di sumur karena hanya sedikit sumber dan sangat dalam. Tiba-tiba ada shabi berlari menemui Imam Jazuli. "Anda
Oleh TGH. DR. Miftah el-Banjary, MA Pensyarah/Pengajar dan Pemegang Sanad Dalail Khairat ke-14 Tentu sahabat ada banyak yang bertanya, “Apa itu Dalail Khairat?” Dalail Khairat merupakan mushaf kumpulan redaksi shalawat terlengkap dari semua riwayat hadits-hadits al-ma’tsur yang bersumber dari Rasulullah Saw, para sahabat, tabi’in serta tabi’iet-tabi’en hingga para ulama di masa itu yang dikumpulkan oleh al-Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuly; seorang ulama terkemuka di kota Fez Maroko W. 870 M/1465 M. Kitab shalawat ini bernama lengkap “Dalail al-Khairat wa Syawariq al-Anwar fi Shalawaat an-Nabiyyi al-Mukhtaar” yang berarti “Petunjuk-Petunjuk Kebaikan dan Pancaran Cahaya Terang Benderang dalam Shalawat pada Nabi yang Terpilih”. Pada perkembangan selanjutnya, kitab ini lebih populer dengan sebutan “Dalail Khairat” atau hanya “Dalail” saja. Mushaf Dalail Khairat terdiri dari beberapa bab shalawat harian atau yang lebih dikenal dengan penyebutan “Hizb”. Di dalamnya diawali dengan Hizb Asmaun Nabi [Nama-Nama Nabi] yang berjumlah 201. Selanjutnya di dalamnya terdapat Hizb Senin Awwal, Hizb Selasa, Hizb Rabu, Hizb Kamis, Hizb Jum’at, Hizb Sabtu, Hizb Ahad dan Hizb Senin Akhir yang terdapat waqaf/jeda pada setiap hizbnya dan kemudian setelah selesai ditutup dengan doa Khatam atau doa penutup. Seorang pengamal Dalail Khairat diharapkan membaca dan mengamalkan setiap hizb harian shalawat tersebut, disesuaikan dengan hari apa yang sedang ia temui setiap harinya dengan tata cara dan adab-adab yang telah termuat pada mushaf ini. Mushaf Dalail Khairat telah diakui oleh para ulama terkait karomah dan keberkahannya yang sungguh sangat luar biasa. Para ulama mengatakan ada tiga amalan shalawat yang memperoleh maqam maqbul indallah [yang bila dibaca ketika seseorang memiliki hajat tertentu dimudahkan terkabul], yaitu Dalail Khairat karya al-Imam Abi Abdillah Muhammad Ibn Sulaiman al-Jazuly W. 1465 M. Qasidah al-Burdah karya al-Imam Abi Abdillah Syarafuddin Muhammad ibn Sa’id al-Bushiri W. 1294 M. Kitab Asy-Syifa karya al-Imam Qadhi Iyadh Musa al-Yahsubi W. 1149 M. Ada banyak fadhilat dan keutamaan shalawat Dalail Khairat yang tidak bisa penulis sebutkan di sini. Walhasil, di dalam Mushaf Dalail Khairat ini mengandung jutaan milyar fadhilat dan kelebihan yang telah dirasakan dan dibuktikan oleh orang-orang yang istiqamah mengamalkannya. Demikian pula, kiranya seorang pengamal Dalail Khairat sangat dianjurkan sekali memiliki seorang guru/pembimbing yang memberikan sanad dan ijazah dalam mengamaliahkannya agar amaliah tersebut dapat diamalkan sesuai dengan aturan dan ketentuan sebagaimana yang telah diajarkan oleh para ulama dan pengamalnya dari generasi ke generasi. Oleh karena itulah, sejak penerbitan pertama Mushaf Dalail Khairat ini, kami telah menyediakan Kelas Bimbingan dan Pengijzahan Dalail Khairat hingga angkatan ke-5 secara online yang alumninya telah mencapai ratusan orang, baik dari seluruh Nusantara, hingga negeri jiran, Malaysia dan Brunei Darussalam. Tentunya, hal yang paling penting untuk diperhatikan bahwa mengamalkan dan membaca Dalail Khairat, bukan semata-mata hanya ingin mengejar fadhilat dan keutamaannya, melainkan semata-mata ikhlas mengharapkan ridha Allah Swt serta berharap syafa’at al-uzhma dari baginda Rasulullah Saw kelak pada hari kiamat dengan cara memperbanyak membaca shalawat padanya.
Kitabini sampai sekarang masih dibaca oleh umat Islam di berbagai negeri, termasuk di Indonesia. Dalail al-Khairat mengajarkan bagaimana tata cara bershalawat yang indah kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw. Ada kisah menarik di balik penulisan kitab ini. Suatu hari, Syekh al-Jazuli melakukan perjalanan menuju Haramain.
Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Kiranya itulah kalimat pembuka yang pas untuk pesan pertama dari tulisan ini. Berbicara tentang jiwa tentu sudah lumrah, apalagi jika berkaitan dengan dengan keistikamahan/naik turunnya semangat. Bagi seorang santri, ada beberapa cara untuk mengolah jiwa tersebut agar bisa istikamah semangatnya dalam thalabul ilmi mencari ilmu salah satunya dengan tirakat Dalailul tirakat Dalailul Khairat mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para santri. Apalagi santri tulen, yang kesehariannya fokus mengaji dan beraktivitas di dalam pondok tanpa sekolah formal. Kebanyakan mengamalkan tirakat tersebut dengan tujuan agar apa yang dilakukan selama mencari ilmu di pesantren mendapat keberkahan dan dikabulkan bukan hanya santri yang sedang menuntut ilmu saja yang mengamalkan tirakat Dalailul Khairat ini. Bahkan para penganut tarekat di nusantara baik itu Qadiriyah, Naqsabandiyah, Syadziliah, hingga Syattariah banyak yang mengamalkan tirakat ini dengan bimbingan mursyidnya. Biasanya Dalailul Khairat ini dijadikan Hizib keberkahan bagi pengamal suatu Tarekat yang sudah berjalan ratusan Khairat merupakan sebuah kitab yang berisi wirid berupa kumpulan selawat yang ditujukan kepada baginda Rasulullah SAW. yang disusun oleh Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli w. 870 H. Kitab Dalailul Khairat disusun oleh Beliau ketika masa thalabul ilmi di Kota Fez. Beliau pernah mengasingkan diri untuk beribadah Khalwat selama 14 tahun, setelah itu Beliau mengabdikan diri untuk mendidik para muridnya dan berdakwah di seluruh penjuru Maroko negara dalam mengamalkan wirid dalam kitab Dalailul Khairat sangat bervariasi tergantung siapa yang memberi ijazah. Ada yang diijazahkan oleh mujiz pemberi ijazah dibaca selama 41 hari berturut-turut disertai rutin membaca Al-Quran setiap harinya sampai khatam. Ada juga yang mengamalkan wirid Dalailul Khairat disertai puasa atau sering disebut puasa dalail. Biasanya yang mengamalkan puasa tersebut, berpuasa selama 3 tahun bahkan ada yang lebih. Kembali lagi tinggal siapa dilihat dari sanad pengamalan Dalailul Khairat terutama di tanah jawa, rata-rata sanadnya akan bertemu pada Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi Pacitan w. 1920 M. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi pada Kitab Kifayatul Mustafid, “Kitab Dalailul Khairat kami dapatkan dari Syekh Ahmad Muhammad bin Ahmad Ridwan al-Madani, dari Ali bin Yusuf Al-Madani, dari Sayyid Muhammad bin Ahmad Al-Madghari, dari Muhammad bin Ahmad bin Ahmad Al-Matsani, dari Ahmad bin Al-Haaj, dari Abdul Qadir Al-Faasi w. 1091 H, dari Ahmad Al-Maqqari w. 1041 H, dari Ahmad bin Abu Al-Abbas Ash-Shama’i, dari Ahmad bin Musa As-Samlali, dari Al-Quthb Abdullah Al-Ghazali Al-Marakisyi, dari Abdul Aziz At-Tabba’ w. 914 H, dari pengarang kitab ini, Imam Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli w. 870 H.”Baca Juga Paradigma dan Tipologi Khidmah Santri Bagian 2Beberapa pesantren yang mengamalkan Dalailul Khairat di Jawa Timur diantaranya adalah PP Lirboyo Kediri lewat jalur KH. Abdul Karim w. 1954 M, KH. Marzuqi Dahlan w. 1975 M, KH. Mahrus Aly w. 1985 M. Ketiga Kiai Lirboyo ini memiliki sanad Dalail Khairat dari jalur Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi. PP Al-Falah Ploso Kediri lewat jalur KH. Ahmad Djazuli Utsman yang sanadnya juga bertemu pada Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi. PP Salafiyah Syafi’iyah Nurul Huda Malang lewat jalur KH. Achmad Masduqie Mahfudz w. 2014 M, di sana kitab Dalail Khairat dijadikan selawat dan sebagai amalan wajib tiap harinya. Sanadnya berasal dari KH. Ali Maksum w. 1989 M Krapyak dari jalur Syekh Mahfudz juga PP Fathul Ulum Kwagean Kediri yang setiap tahun mengadakan ijazah kubro. Adapun mujiznya adalah KH. Abdul Hanan Ma’shum yang memiliki silsilah dan sanad Dalailul Khairat dari berbagai jalur. Silsilah Dalailul Khairat KH. Abdul Hanan Ma’shum dari Syekh Ahmadi Al-Hajj bin Syairazi Al-Hajj, dari Syekh Yasin Padang Al-Hajj, dari Syekh Abdul Muhsin bin Muhammad Amin Ridwan Makkah, dari Sayyid Amin bin Ahmad bin Ridwan Madinah, dari Syekh Muhammad bin Ibrahim Hudhairi Ad-Dimyati, dari Syekh Muhammad Shalih bin Khoirullah Ar-Radhwi Al-Bukhori Madinah, dari Syekh Rafi’uddin bin Syamsul Umri Al-Qandhahari, dari Syekh Muhammad bin Muhammad bin Abdul Maghribi, dari Sayyid Abdurrahman bin Ahmad Asy-Syahiri. Dan silsilah yang lain dari Syekh Ahmad Al-Mahallalati Syam, dari Syekh Abbas bin Ja’far bin Abbas bin Muhammad Shiddiq Makkah, dari Syekh Yahya bin Abbas bin Muhammad Shiddiq Makkah, dari Syekh Abdul Malik bin Abdul Mun’im Al-Qal’i, dari Syekh Abdul Qadir bin Abi Bakar Ash-Shiddiq, dar Syekh Ahmad bin Muhammad An-Nahli Al-Makki, dari Sayyid Abdurrahman bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al-Hasani Al-Maghzali Al-Maknasi Makkah, dari Sayyid Ahmad, dari Sayyid Muhammad, dari Sayyid Ahmad Al-Kannasi, dari Syekh Muhammad bin Abi Bakar bin Sulaiman Al-Jazuli MuallifKemudian sanad Dalailul Khairat KH. Abdul Hanan Ma’shum dari Syekh Muslih bin Abdurrahman Ad-Damawi As-Samarani, dari Syekh Muhammad bin Muhammad Saqrun Madinah, dari Syekh Yusuf malik Al-Basali, dari Sayyid Muhammad bin Sayyid Ahmad Al-Madghari, dari Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Ahmad Al-Matsani, dari Sayyid Ahmad bin Al-Hajj, dari Sayyid Ahmad Al-Muqri, dari Sayyid Abdul Qadir Al-Fasi, dari Sayyid Ahmad bin Abbas Ash-Sham’i, dari Samlali, dari Sayyid Abdul Aziz At-Tiba’i, dari Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Muallif. Dan sanad yang lain dari KH. Marzuqi Lirboyo Juga Hari Santri, Kita Baca Asal-Usul Pesantren di JawaDi Jawa Tengah ada PP Darul Falah Kudus, diijazahkan oleh KH. Ahmad Badawi Basyir lewat jalur KH. Ahmad Basyir Jekulo w. 2014 M mendapat ijazah dari Kiai Muhammadun Pondowan, dari Syekh Yasin Jekulo w. 1953 M pengasuh Pondok Al-Qoumaniyah, dari Syekh Muhammad Amir bin Idris bin Ahmad Salih Al-Syarbuni Pekalongan, dari Syekh Muhammad Mahfudz Dalailul Khairat yang dijadikan tirakat di pondok tersebut dihimpun dalam sebuah kitab karangan Mbah Basyir KH. Ahmad Basyir Jekulo yang berjudul Nailul Masarrat. Kitab ini dikarang sebagai bentuk mengharap limpahan berkah dan penghormatan yang kemudian dimintakan tashih kepada tiga ulama pentashih yang memiliki keilmuan yang mulia. Ketiganya berasal dari Pekalongan. Beliau bertiga adalah KH. Idris bin Amir Simbang Kulon Putra Syekh Muhammad Amir bin Idris Sekretaris Pribadi Syekh Mahfudz At-Tarmasi Ketika bermukim di Makkah, Al-Habib Ahmad bin Ali bin Ahmad al-Atthas Sapuro, dan Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya Beliau adalah Mursyid Thariqah Syadziliyah.Dan masih banyak lagi pondok pesantren dan jam’iyyah tarekat yang mengamalkan tirakat Dalailul Khairat bagi dijelaskan di atas bahwa dalam mengamalkan tirakat Dalailul Khairat itu bervariasi caranya tergantung Mujiz dan keadaan/kemampuan pengamalnya. Ada yang hanya membaca kitab Dalailul Khairat saja, ada juga yang disertai puasa bertahun-tahun kecuali hari yang diharamkan berpuasa. Yang kesemuanya itu dalam rangka mengolah jiwa agar menjadi lebih baik dan lebih Dalailul Khairat itu ibarat “Kawah Candradimuka”, wadah penempaan diri agar menjadi manusia-manusia yang berkualitas. Sama halnya tirakat tersebut, dalam penempaannya tidaklah mudah, butuh keuletan, istikamah, dan sabar. Gatotkaca dalam tokoh pewayangan yang ditempa di Kawah Candradimuka oleh Batara Empu Anggajali juga mengalami hal serupa, menjalani penempaan yang luar biasa demi mengolah jiwa raganya. Sehingga selepas lulus dari Kawah Candradimuka, Gatotkaca memiliki keistimewaan berupa otot kawat tulang besi dan pribadi yang Juga Kenangan Mas Muhammad Abid Muaffan bersama KH. R. Muhammad Najib Abdul Qadir Munawwir KrapyakOleh karena itu, tirakat Dalailul Khairat menjadi sebuah wadah belajar untuk membersihkan diri dan jiwa. Santri dan penganut tarekat akan mendapatkan pendidikan batin yang penuh. Jika mengamalkannya disertai puasa, maka badannya berpuasa sedangkan lisan dan hatinya berzikir serta berselawat. Tirakat ini menjadi amalan yang kompleks untuk mengekang syahwat dan godaan duniawi. Setelah menjalankan tirakat ini santri maupun penganut tarekat akan terbiasa hidup teratur dan peduli terhadap sosial. Karena ketika proses tirakat mereka terbiasa berpuasa setiap hari dan terlebih biasa hidup toleransi dan sinergis antara tirakat Dalailul Khairat ini memang memiliki beberapa keutamaan diantaranya adalah cepatnya terkabul hajat yang diinginkan oleh para pengamalnya. Sewaktu-waktu menginginkan suatu hal, mudah sekali keinginan tersebut terkabul. Namun meski begitu, seyogyanya pengamal Dalailul Khairat dalam mengamalkan tirakat wirid dan puasa ini bertujuan murni mendekatkan diri kepada Allah taqarrub ila Allah. Dengan harapan apa yang diamalkan benar-benar ikhlas mengharap Rida-Nya. Wallahu A’lam Bish-Shawwab. [HW] Kapan waktu membaca Dalail Khairat? Wirid ini berisi kumpulan shalawat yang ditujukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Cara membacanya bervariasi. Namun umumnya orang-orang membaca sesuai dengan pembagian harian yang disebut hizb. Dimulai dari bacaan hari Senin hingga Senin kedua dan diakhiri doa saat khatam. Apa itu bacaan Dalail? Dalail al-Khairat adalah salah satu kitab kumpulan salawat yang tenar di kalangan santri. Meskipun terkenal, tetapi hanya sedikit saja santri yang menjalani disiplin merutinkan bacaan salawat dengan kitab ini. Apa manfaat membaca Dalail Khairat? Dikutip dari laman akun instagram ala_nu, keutamaan mengamalkan Dalailul Khairat yang sangat masyhur dikalangan para pengamal wirid ini adalah cepatnya terkabul hajat yang diinginkan oleh para pembacanya, Meski begitu, hendaknya para pengamal Dalailul Khairat dalam membaca wirid ini bertujuan murni mencari ridha dan ... Berapa lama puasa Dalail Khairat? Puasa dalail khairat merupakan puasa yang dilaksanakan selama 3 tahun berturut-turut yang dibarengi dengan pembacaan wirid setiap harinya. Wirid yang terdapat dalam kitab dalail al-khairat ini berisi beragam sholawat.
wirid(membaca secara rutin) dalail khairat merupakan salah satu ritual yang kerap dijalani oleh banyak santri di seantero nusantara.khususnya di jekulo,ritual itu lazimnya juga dibarengi dengan melakukan puasa dahr (tahunan)kitab dalail khoirat yang dijadikan wirid berisi kumpulan shalawat khusus yang di kompilasi oleh syekh abu abdillah
– Dalail al-Khairat adalah salah satu kitab kumpulan salawat yang tenar di kalangan santri. Meskipun terkenal, tetapi hanya sedikit saja santri yang menjalani disiplin merutinkan bacaan salawat dengan kitab ini. Karena, selain cara mengamalkannya ada aturan khusus, menuntut kedisiplinan dan istikamah, juga termasuk cukup tebal kurang lebih 222 halaman. Kitab ini adalah karya Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli w. 872 H. Merupakan kumpulan salawat dengan beragam versi redaksi. Sebagaimana al-Barzanji, muatan salawat dengan berbagai variannya, sanjungan kepada Nabi dengan keindahan bahasa, membuatnya tak luput dari sasaran vonis bidah hingga syirik. Sebagai pengenalan, berikut ini 5 fakta tentang kitab Dalail al-Khairat. 1. Tertib Bacaan Pembacaan salawat dalam kitab Dalail dimulai dengan tertib yang diajarkan oleh penyusunnya. Dimulai membaca istigfar, salawat, lalu Fatihah 3 kali. Selanjutnya, membaca ayat kursi ditambah potongan bagian akhir ayat 62 dari Alquran surah Yusuf Maka Allah adalah sebaik-baik yang menjaga, dan Dialah yang Maha Penyayang. Selanjutnya membaca asmaul husna. Dilanjutkan membaca salawat mengiringi nama-nama Nabi Muhammad Saw. yang berjumlah 201 nama. Baru setelah itu pengamal Dalail membaca kitab ini dengan mengikuti ketentuan pembagian harian yang disebut hizb. Dimulai hizb hari Senin hingga Senin kedua dan diakhiri doa saat telah khatam. 2. Hadis Keutamaan Salawat dan Bermacam Salawat Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli mengawali kitab Dalail dengan menghadirkan hadis-hadis tentang keutamaan salawat Nabi. Hadis-hadis itu disampaikan dengan ringkas tanpa menghadirkan sanadnya. Salawat yang disuguhkan dalam kitab Dalail merupakan rangkuman berbagai macam redaksi salawat. Ada yang redaksinya dari penyusun sendiri, dan banyak pula yang sebenarnya adalah salawat yang disusun oleh para sahabat, tabiin, dan ulama salaf. Sebagaimana diterangkan dalam mukadimah kitab, seperti halnya hadis-hadis keutamaan salawat, beragam versi salawat itu dihadirkan tanpa menyebutkan rangkaian sanad agar memudahkan pembaca mengamalkan atau menghapalkannya. Selain merangkum berbagai salawat, kitab Dalail juga memuat doa-doa yang mengandung al-asma al-a’zham nama-nama Allah yang teragung, yang bila digunakan berdoa lebih cepat terkabulkan. 3. Syarah dan Pembelaan Ulama Setidaknya ada dua ulama yang mensyarah kitab Dalail. Pertama, Syekh Muhammad al-Mahdi bin Ahmad al-Fasi dengan kitabnya Mathali’ al-Masarrat bi Jala Dalail al-Khairat, dan Syekh Abdul Majid al-Syarnubi al-Azhari dengan kitabnya Syarah Dalail al-khairat. Yang terbaru, tahun 2011, Hisam Dimasqi menulis Radd asy-Syubuhat an Dalail al-Khairat sebagai bantahan atas risalah at-Tahdzir min Kitab Dalail al-Khairat yang ditulis oleh ulama Wahabi. 4. Diijazahkan Secara Bersanad Oleh Para Ulama Kitab ini diijazahkan pengamalannya secara bersanad hingga ke penyusunnya, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli. Adanya sanad ini membuktika bahwa tradisi mengamalkan bacaan salawat secara rutin dengan menggunakan kitab ini telah dilakukan oleh para ulama. Hanya saja semenjak Mekah dan Madinah dikuasai rezim Saudi, peredaran dan pengamalan Dalail diberantas karena dianggap syirik. Benarkah isi dari kitab dalail memuat banyak hal-hal yang menjerumuskan pada kesesatan? Tunggu kupasan selanjutnya tentang isi Dalail. Insyaallah. 5. Tirakat Amalan Dalail Dalam merutinkan membaca salawat memakai kitab Dalail, ada beberapa jenis tirakat yang menyertainya. Tergantung ia diberi ijazah untuk mengamalkan Dalail dengan metode apa. Ada yang cukup merutinkan membaca tanpa puasa, ada juga yang disertai puasa. Puasanya pun bertingkat-tingkat. Ada yang hanya 3 hari, 7 hari, 40 hari bahkan puasa dahr terus menerus selama 3 tahun kecuali di hari yang haram puasa. Bahkan, salah satu rekan saya mengamalkan wirid Dalail ini dengan metode baca sampai khatam setiap harinya dan dalam satu waktu tanpa jeda. Itupun masih ditambah ia menjalani puasa selama 3 tahun Baca Ini 5 Puasa Tirakat Santri untuk Mendapatkan Ilmu Berkah. About Latest Posts Admin situs resmi Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia Navigasi pos
FADHILATMEMBACA DALAIL KHAIRAT MENURUT ULAMA Dalail Khairat adalah sebuah kitab yang berisi shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena itu dengan
Kisah Pengamal Dalail Khairat – Hajat dan segala bentuk permintaan kepada Allah SWT memang harus dipanjatkan secara tulus ikhlas supaya dapat di ijabah. Hal tersebut mungkin dapat terwujud dengan mengamalkan Dalail dasarnya pengalaman serta kisah dari suatu perjalanan masing-masing individu sangatlah berbeda. Bahkan, ada sebuah kisah pengamal Dalail Khairat yang secara langsung merasakan keutamaan serta kebaikan dari kitab Itu Dalail Khairat?Kisah Sejarah Dalail KhairatApa Manfaat Membaca Dalail Khairat?Kapan Waktu Membaca Dalail Khairat?Kisah Pengamal Dalail Khairat LengkapAkhir KataLantas apa sebenarnya keutamaan serta kebaikan dari Kitab Dalail Khairat? Melalui beberapa kisah pengamal Dalail Khairat, Anda dapat menemukannya sendiri. Mulai dari hal yang masih masuk dinalar hingga di luar nalar semua terjadi pada pengamal kitab Anda juga dapat mengetahui kisah pengamal Dalail Khairat, maka Sekolah Pesantren ID akan ceritakan semuanya secara lengkap. Jadi, pastikan Anda sudah siap menyimak semua keutamaan serta manfaat Dalail Khairat berikut Itu Dalail Khairat?Dalail Al-Khairat adalah sebuah Kitab yang berisikan beragam Shalawat karangan tokoh ulama ternama di Maroko, yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Sulaiman bin Abu Bakr al-Jazuli al-Simlali terkenal sebagai Imam al-Jazuli atau Syekh Jazuli.Kisah Sejarah Dalail KhairatFaktanya, Kitab Dalail Khairat dituliskan oleh Imam al-Jazuli berdasarkan kisah pengalaman yang beliau alami ketika melakukan perjalanan panjang. Beliau melakukan perjalanan panjang di hamparan tanah tiba waktunya Sholat, beliau kebingungan karena sama sekali tidak ada sumber air di sekitarnya. Bahkan tidak ada satu pun orang di tempat tersebut untuk sekedar bertanya mengenai sumber air sehingga beliau dapat Imam al-Jazuli mencoba berjalan beberapa meter lagi untuk mencari sumber air terdekat. Perhatiannya menyebar ke segala penjuru guna mencari sumber air tersebut. Langkah Imam al-Jazuli pun seketika terhenti ketika melihat sebuah perasaan gelisah karena takut kehabisan waktu, beliau segera mendekati sumur tersebut untuk berwudu. Namun sayangnya, beliau hanya mendapati sumur dalam dengan perairan dangkal tanpa sebuah katrol maupun timba untuk mengambil berinisiatif untuk mencari suatu benda guna mengambil air wudu di sumur dalam tersebut. Namun nihil, tidak ada satupun benda yang Imam al-Jazuli dapat jadikan sebagai sebuah sebuah dataran tinggi, beliau melihat seorang anak kecil di versi lain adalah wanita tua -Rabi’ah al Adawiyah sedari tadi memperhatikan segala tindak tanduknya. Anak kecil itu pun turun dan menghampiri Imam al-Jazuli dengan penuh rasa pun bertanya pada Imam al-Jazuli tentang apa yang sedari tadi beliau lakukan. Imam al-Jazuli pun menjawabnya dan membuat anak kecil tadi paham keinginan beliau. Seketika anak kecil tadi mendekati bibir sumur, menjulurkan kepalanya ke dalam sambil berujar lirih, dan tindakan anak kecil itu membuat Imam al-Jazuli terkejut serta penasaran kenapa ia meludah ke dalam sumur. Belum sempat rasa penasaran tersebut terjawab, tiba-tiba debit volume air sumur naik bahkan sampai menjulang ke pikir panjang, Imam al-Jazuli langsung memanfaatkan peristiwa tersebut untuk berwudu, kemudian menunaikan ibadah Sholat tepat waktu. Selepas Sholat, Imam al-Jazuli mencoba bertanya tentang apa yang dilakukan oleh anak kecil itu Imam al-JazuliJawaban Si Anak KecilJawaban dari Si Anak Kecil ternyata membangkitkan semangat dari Imam al-Jazuli untuk senantiasa memperbanyak bacaan Sholawat serta menyusunnya hingga jadilah sebuah kitab yang diberi nama Dalail Manfaat Membaca Dalail Khairat?Setelah memahami sejarah serta kisah terciptanya Dalail Khairat, tentu kita penasaran dengan manfaat dari Kitab tersebut. Berdasarkan kisah beberapa pengamal, ada banyak sekali manfaat terasa ketika membaca Dalailul apa saja manfaat membaca Dalail Khairat? Supaya Anda lebih mudah dalam memahaminya, berikut beberapa manfaat dari membaca Dalail Dikabulkannya keinginan serta hajat hidup yang besar.Tersambung kepribadiannya terhadap proses pengangkatan nyawanya saat Sakaratul dalam menggapai cita-cita baik dunia maupun pembacanya dalam melunasi berbagai rezeki meluluhkan lawan menjadi pembacanya untuk mendapatkan petunjuk dalam menyelesaikan keharmonisan serta merekatkan kembali keretakan dalam rumah digunakan sebagai media pengobatan untuk berbagai macam itulah alasan mengapa di beberapa kisah pengamal kitab ini, banyak sekali kejadian tidak terduga setelah keutamaannya, pastinya Anda juga penasaran tentang waktu yang tepat untuk membaca Dalail Khairat. Pasalnya mengetahui hal tersebut dapat menjadi sebuah amalan bagi kita ketika ingin menghabiskan waktu kapan waktu membaca Dalail Khairat? Umumnya Dalail Khairat dibaca berdasarkan pembagian hari Hizb dan dibaca ketika hari Senin hingga Senin kedua dan diakhiri doa saat Khatam. Namun ada juga yang mengkhatamkan Dalail Khairat setiap hari bahkan seusai Pengamal Dalail Khairat LengkapKarena sudah mengetahui segala informasi penting mengenai Dalailul Khairat, maka tibalah saatnya untuk mengetahui beberapa kisah pengamal kitab ini. Semua kisah pengamal ini ada yang masih masuk akal dan penuh dapat segera diketahui, berikut beberapa kisah pengamal Dalail Khairat.“Aku adalah seorang remaja ber-KTP yang sebelumnya selalu periang dan juga memiliki kemampuan berkomunikasi di dalam lingkungan sosial. Namun suatu peristiwa perceraian keluarga membuatku jadi sosok pendiam bahkan sering merasa tidak percaya demikian, aku masih memiliki banyak teman serta orang terdekat yang mampu memahami kondisiku. Meskipun di sana aku hanya berperan sebagai pendengar, akan tetapi aku bersyukur karena mereka bisa terbuka dan mau meluangkan waktu untuk komunikasiku dengan orang terdekat menjadi berkurang. Hal tersebut terjadi lantaran isu pandemi Covid-19 di tahun 2020 silam dan membuat kami harus dirumahkan. Aku yang pendiam dan belum berdamai dengan masalah keluarga benar-benar tertekan di gelisah, hingga trauma masa lalu selalu menghantui pikiranku ketika di rumah saja selama Pandemi Covid-19. Hiburanku hanyalah sebuah internet dengan platform berbagi video yang mungkin semua isinya sudah tiba-tiba di beranda ada sebuah video yang entah mengapa terasa seperti sebuah petunjuk untuk semua kesulitan mentalku. Seketika jempol ini bergerak sendiri dan membuka isi Video. Setelah kucari tahu, ternyata itu adalah video pembahasan tentang Dalail tentang Islam yang hanya setipis tisu benar-benar membuatku tidak memahami apa itu Dalail Khairat. Namun satu yang kutangkap dimana dengan membaca kitab tersebut, maka segala macam kesulitan dapat pun mulai mencoba melihat satu persatu video mengenai Dalail Khairat hingga membulatkan tekadku untuk belajar dan menemui seorang Tuan Guru. Selama mendalami Kitab Dalail Khairat dengan bimbingan Tuan Guru, benar-benar aku terasa sangat hal tersebut justru membawa diri jadi lebih tenang dan perlahan pintu untuk berdamai dengan masa lalu mulai terbuka. Sampai tiba saat pengijazahan, tubuh dan pikiran betul-betul terasa pengijazahan, setiap hari kubaca Kitab Dalail Khairat yang semakin memupuk rasa cintaku padanya. Bahkan segala hal yang dulunya kuanggap sebagai masalah, perlahan-lahan mulai menunjukan solusi dengan sendirinya”.Akhir KataSekarang Anda sudah memahami beberapa kisah pengamal Dalail Khairat yang sempat menyebar luas di kalangan masyarakat. Bahkan Anda sudah mendapatkan PDF-nya dan siap untuk mengamalkan dengan bimbingan guru yang pembahasan mengenai Cerita Pengamal Dalail Khairat dari Tim Situs Sekolah Pesantren. Nantikan informasi seputar dunia Islami, biografi tokoh, doa, hingga rekomendasi Pondok Pesantren yang akan kami update setiap Gambar Admin Sekolah Pesantren
Kitabberusia ratusan tahun ini mengajarkan tata cara berselawat dengan indah kepada Nabi Muhammad. Diyakini pula bahwa muslim yang rajin membaca dalail khairat nanti akan dekat bersama Rasulullah di akhirat. Kisah unik. Lahirnya karya ini berawal dari kisah unik. Syaikh al-Jazuli melakukan perjalanan menuju Haramain.
0% found this document useful 0 votes1K views5 pagesOriginal TitleBLOG STROOM09 Tata Caramembaca Dalail KhoirotCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1K views5 pagesBLOG STROOM09 Tata Caramembaca Dalail KhoirotOriginal TitleBLOG STROOM09 Tata Caramembaca Dalail KhoirotJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Seluruhisi Dalail dibacakan runtut oleh Gus Aim beserta keterangan-keterangannya dari awal hingga akhir. Acara dimulai dari pagi hari dan selesai ketika menjelang sholat Jum'at pada tanggal 16 Februari 2018 di aula komplek 3 putri.
Dalail Khairat is one type of art that is very Islamic in Acehnese society, which consists of teachings and guidance that can set a person towards goodness and virtue or a medium of communication between a servant who prays and expresses his love for the Prophet. This research was conducted using a qualitative method that produces descriptive data with a phenomenological approach. The focus is on Dalail Khairat Meaning and Poetry in Rejecting Wahhabism in Aceh. The method of data collection was done through observation, in-depth interviews, and documentation. The study of Dalail Khairat Meaning and Poetry in Rejecting Wahhabism in Aceh shows that Dalail Khairat contains many meanings that can be learned from Dalail Khairat's poem about life in society, as well as can have a positive impact on things that exist in society. One of the aspects of the life of the Acehnese people is to create an atmosphere of intimacy, away from community members from its influence on current social phenomena, and Dalail Khairat can be preserved throughout the ages so that Acehnese regeneration knows about Dalail Khairat and can also know what is being played in the art of Dalail Khairat. In addition, Dalail Khairat also contains values such as family values, unity values, deliberation values, educational values educative and cultural values. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 63 DALAIL KHAIRAT MAKNA DAN SYAIR DALAM MENOLAK PAHAM WAHABI DI ACEH Universitas Islama Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Correspondence Dalail Khairat is one type of art that is very Islamic in Acehnese society, which consists of teachings and guidance that can set a person towards goodness and virtue or a medium of communication between a servant who prays and expresses his love for the Prophet. This research was conducted using a qualitative method that produces descriptive data with a phenomenological approach. The focus is on Dalail Khairat Meaning and Poetry in Rejecting Wahhabism in Aceh. The method of data collection was done through observation, in-depth interviews, and documentation. The study of Dalail Khairat Meaning and Poetry in Rejecting Wahhabism in Aceh shows that Dalail Khairat contains many meanings that can be learned from Dalail Khairat's poem about life in society, as well as can have a positive impact on things that exist in society. One of the aspects of the life of the Acehnese people is to create an atmosphere of intimacy, away from community members from its influence on current social phenomena, and Dalail Khairat can be preserved throughout the ages so that Acehnese regeneration knows about Dalail Khairat and can also know what is being played in the art of Dalail Khairat. In addition, Dalail Khairat also contains values such as family values, unity values, deliberation values, educational values educative and cultural values. Keyword Dalail Khairat, Poem, Wahabi, Aceh.***** Info Publikasi Artikel Kajian Field Research Sitasi Cantuman Asmanidar. 2022. Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Religions Jurnal Studi Agama-Agama ARJ, 21, 63-75 DOI 12199 Hak Cipta © 2022. Dimiliki oleh Penulis, dipublikasi oleh ARJ Dikirim Januari 2022 Direview Februari 2022 Dipublikasi Maret 2022 Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 2, No. 1 Maret 2022 E - ISSN 2797-6440 P - ISSN 2797-7722 64 Asmanidar Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh ABSTRAK Dalail Khairat merupakan salah satu jenis kesenian yang sangat islami dalam masyarakat Aceh, yang terdiri dari ajaran dan tuntunan yang dapat mengatur seseorang menuju kebaikan dan keutamaan atau media komunikasi antara seorang hamba yang bermunajat dan mengungkapkan cinta kasihnya kepada Nabi Saw. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Fokusnya pada Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Kajian mengenai Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh menunjukkan bahwa dalam Dalail Khairat banyak mengandung makna yang dapat dipelajari dari Syair Dalail Khairat akan kehidupan di dalam sosial kemasyarakata, begitu juga dapat memberi dampak yang positif terhadap hal-hala yang ada dalam kehidupan masyarakat Aceh salah satunya yaitu menciptakan suasana keakraban, menjauhi anggota masyarakat dari pengaruhnya terhadap gejala-gejala sosial saat ini, serta Dalail Khairat dapat dilestarikan sepanjang masa agar regenerasi Aceh tahu tentang Dalail Khairat dan juga dapat tahu apa saja yang dimaikan dalam seni Dalail Khairat. Selain itu Dalail Khairat juga mengandung nilai-nilai seperti, Nilai kekeluargaan, Nilai persatuan, Nilai musyawarah, Nilai Pendidikan edukatif dan Nilai Budaya. Kata Kunci Dalail Khairat, Syair, Wahabi, Aceh.***** A. Pendahuluan Indonesia adalah negara yang sangat kaya dalam berbagai aspek, baik sumber alam dan potensi manusianya N. L. Khairil Fazal, 2021. Indonesia adalah negara yang sangat kaya dalam berbagai aspek, baik sumber Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersamaan oleh sekelompok manusia yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang selalu dipengaruhi oleh norma adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Budaya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan hasil produk manasia. Dari 34 provinsi di Indonesia, Aceh adalah provinsi pertama yang awal menerima agama Islam. karenanya Aceh dikenal dengan julukan "Serambi Mekkah," artinya "pintu gerbang" masuknya Islam ke Nusantara. Walaupun kebudayaan Aceh asli tidak hilang begitu saja, dan masih di pegang oleh masyarakatnya. Dengan demikian, sehingga akulturasi kebudayaan melahirkan corak kebudayaan Islam-Aceh yang khas M. Khairil Fazal, 2021. Setiap kebudayaan memiliki tujuh unsur dasar Rafael Raga Maran, 2007. Salah satu dari tujuh unsur kebudayaan itu adalah kesenian. Ada pemahaman dalam kehidupan masyarakat Aceh dahulu, bahwa seseorang yang mempunyai kesenian, maka ia akan menjadi sosok yang akan menjadi perhatian Ulfatun Hasanah, 2020, di antaranya Meudikée, Seudati, Rukoen, Rapai Geleng, Rapai Daboeh, Biola Aceh, Saman, Seulaweut Dalail Khairat, Didong,dan sebagainya. Sepintas lalu, kegiatan kesenian yang dilakukan bertujuan untuk menghibur diri atau kelompok tertentu, tapi sebenarnya, mengandung banyak makna. Utamanya 65 internalisasi nilai budaya lokal yang kuat, dan mengakar yang pada gilirannya menjadi corak ciri khas dari kebudayaan yang mereka miliki. Jenis-jenis kesenian tersebut secara keseluruhan, di mana pada awal penciptaannya digunakan sebagai hiburan di sela-sela kesibukan mereka sehari-hari, termasuk dalam bahagian pengenalan ajaran agama. Islam sebagai agama yang mayoritas diimani masyarakatnya, menjadi pedoman dalam menjalankan tiap sendi kehidupan, termasuk dengan menyertakan seni sebagai bahagian dalam pelaksanaan aktifitas-aktifitas keagamaan. Kesenian diciptakan oleh sekelompok masyarakat sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, mencerminkan kepribadian sekelompok masyarakat yang dituangkan kedalam hasil karya seni sebagai identitas mereka Safriadi, 2018. Dalail Khairat merupakan salah satu jenis kesenian yang sangat islami dalam masyarakat Aceh, karena Dalail Khairat termasuk salah satu strategi dakwah dalam menyampaikan berbagai persoalan bagi masyarakat, selain itu Dalail Khairat adalah sebuah mahakarya yang keberadaanya sudah diterima jutaan umat di penjuru dunia, karena kita yang dibacakan dalam Dalail Khairat dapat dijadikan wasilah mengadukan hajat manusia sekaligus pusaka bagi pengamalnya dan menuntun umat untuk menjadi tawakal kepada tuhan-Nya Mahbub, B. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah satu cara atau prosedur untuk memperoleh pemecahan terhadap masalah yang sedang dihadapi. Untuk mempermudah penelitian dan mendapatkan kesimpulan yang tepat, Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian lapangan field reserch, sebagaimana penelitian ini menggunakan beberapa metode meneliti serta mengobservasi secara langsung tentang Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh. Adapun metode yang digunakan dengan cara obsrvasi pengamatan yana mana merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan Fazal, 2014. Selanjutnya menggunakan tata cara wawancara interview, yaitu dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan nara sumber yang telah ditentukan, guna untuk mendapatkan data tentang informasi yang menjadi fokus penelitian tersebut. C. Pengertian Dalail Khairat dan Wahabi 1. Dalail Khairat Dalail Khairat adalah berasal dari lafadz dalāil yang berarti petunjuk, dan khaīrāt yang berarti kebajikan. Nama sebuah buku petunjuk kesalehan, yang merupakan kumpulan doa-doa pujian keagamaan yang didasarkan dengan membaca sembilan puluh nama Allah Crilly Glase, tt. Yang di tambah surat al-Ikhlas tiga kali di awali dengan taawud, surat al-Falaq, an-Nas, al-Fatiḥah di awali dengan basmalah, sembilan nama Allah, dua ratus satu nama-nama Nabi Saw, dan juga doa-doa tertentu pada hari tertentu sebagai Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 2, No. 1 Maret 2022 E - ISSN 2797-6440 P - ISSN 2797-7722 66 Asmanidar Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh wiridnya Ahmad Basyir, Secara etimologi, Dalail adalah kata dalam bahasa Arab yang berbentuk jamak bersal dari kata mufrad tunggal. Dalail artinya sesuatu yang mengarah pada petunjuk yang baik. Alasan, nasihat, dan jalan bagi pelaku yang memiliki tradisi atau ajaran. Asal kata “alKhairat”adalah jamak dari “khairat” yang berati sesuatu yang baik dan utama atau beberapa kebaikan yang keutamaan. Dengan demikian, Dalāil al-Khaīrāt merupakan beberapa jalan yang terdiri dari ajaran dan tuntunan yang dapat mengatur seseorang menuju kebaikan dan keutamaan Mohammad Adib, 2010. Membaca dalail khairat sebenarnya merupakan salah satu amalan ibadah keagamaan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat Arab. Fenomena ini terlihat dalam kesaksian Husein ketika masih muda mengkritik ayahnya karena membaca dalail khairat. Kecaman itu terlontar, karena membacanya dianggap buang-buang waktu. Feillard juga menjelaskan hal yang sama mengenai tradisi salaf yang berkembang di negara-negara Arab, baik di Mekkah maupun Madinah, yang selalu diusung oleh masyarakat Islam tradisionalis Indonesia, yaitu dalam bentuk bacaan dalail khairat Abdul Jalil, 2015. Dalail Khairat bisa disebut sebuah alat atau media komunikasi antara seorang hamba yang bermunajat dan mengungkapkan cinta kasihnya kepada Nabi Saw. Lewat shalawat Dalail Khairat, manusia akan lebih mengenal siapa Rasulnya, lebih dekat, lebih cinta, dan lebih merasa memiliki. Dalail Khairat juga merupakan sebuah mahakarya yang keberadaanya sudah diterima jutaan umat di penjuru dunia, selain itu kitab tersebut dapat dijadikan wasilah mengadukan hajat manusia. Dalail Khairat menjadi sebuah kitab pembimbing sekaligus pusaka bagi pengamalnya dan menuntun umat untuk menjadi tawakal kepada tuhan-Nya. 2. Pengertian Wahabi Wahabi ialah gerakan tauhid dalam Islam, didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab pada abad ke 18 Masehi. Gerakan ini yang membersihkan takhyul dan khurafat. Pada awalnya abad 18 Masehi pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab banyak kontroversi di kalangan ulama seperti di Nedj, Basrah dan Huraimah. Arab Saudi Negara satu-satunya yang menerima pemikaran Abdul Wahab. Pada saat itulah paham Wahabi mulai berkembang di Arab Saudi dan di beberapa daerah Jazirah Arab lainnya. Mulyana Idris dan Muhammad Sahlan, 2018. penamaan Wahabi diambil dari nama “Wahabiah”. disandarkan pada pendiri, Wahabi 1703- 1787 M Ahmad Hanafi, 1995. “muwahhidun” atau “muwahhidin” disebut pendiri dan pengikut walaupun mereka mengaku golongan Sunni Harun Nasution, 1992. D. Teks Sholawat yang Terkandung di dalam Dalail Khairat Subohlah nyata lahernya nabi Sepotlah malam sempurna nabi Tinggilah rasul leubeh that manyang Peutunyok jalan dalilnya nabi 67 Geudong mulia pang ulhee nikmat Peutunyok ummat syariat nabi Tinggilah bangsa leubeh martabat Dum arab jak khadam nabi Tundoklah kayee Tutohlah Batee Beukalah bulen isyarat nabi Jibril datang malam isra’ Tuhan hadharat yu hadir nabi Capai mulia allah neu ampon Nibak awak phon keu ummat nabi Nabi Muhammad pang ulhee tanyo Mulia tanyo ijabah nabi Shallah Hu Ala Muhammad Shallah Hu Alahi Wa Sallam Ya Allah, di ateuh nabi muhammad Neutamah rahmat dan salam Di Ateuh wareh mandum sahabat Seureta bandum ummat islam Neubi keh kamoe iman beu tetap dlm ibadat allah ya tuhan Neubi keh kamoe beuroh lam taat Neubi selamat iman lam badan Neubi beu matee kamoe lam rahmat Malam jumat bulen ramadhan Neubi jet ratep oh watee sekret Lam kubur beujet neubi jawaban Dengan beurekat nadham seulawet Beujroh i’tiket lam dinul islam Neubi beu lepah ka bak titi Beu sajan nabi janjongan alam Neubi kamoe jep ie kulam nabi Neubuka kunci pinto syuruga Syuruga lapan neubuka kunci Ke ummat nabi yang tem sembahyang Dalam dalam syuruga na mon hayati Budiadari mano mano di dalam Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 2, No. 1 Maret 2022 E - ISSN 2797-6440 P - ISSN 2797-7722 68 Asmanidar Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh Ban di hayak ök sampo öh gaki Ban di kasyuk ie syam syum bam brum dram gendram. Selain itu bacaan lainnya yang terdapat dalam Dalail Khairat adalah syair tentang wahabi Wahee kawom lon ureung Iseulam, Ikot syariat Muhammad Nabi Meu bek ta ikot saboh jamaah Kawom bideuah kawom wahabi ...dan seterusnya... Arti dari penggalan Dalail Khairat di atas adalah wahai kaumku kaum Islam, ikutlah syariat nabi Muhammad, jangan ikut satu kaum, kaum bid’ah kaum wahabi. Dan seterusnya. Bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Aceh, akan mengira bahwa kata-kata pada bait di atas hanya sebuah sastra atau lagu Aceh yang bersajak ab-ab. Namun, bagi yang mengerti bahasa Aceh dan pernah mendengar pasti akan mengetahui bahwa lirik tersebut merupakan lirik atau syair yang sering dilantunkan pada acara dalail khairat dan juga zikir pada perayaan maulid Nabi Saw. Pesan dari lirik tersebut untuk mengingatkan masyarakat Aceh tentang bahaya dari paham Wahabi Rahma Dianawati, 2015. E. Substansi Amalan Dalail Khirat Agama dan seni memiliki hubungan empiris yang erat karena agama mengandung unsur ritual, emosi, kepercayaan, dan rasionalisasi. Dalam agama, seni digunakan dalam upaya memperkuat keyakinan dan merumuskan pandangan hidup religius. Keterkaitan yang erat antara pendidikan agama, khususnya Islam, dan seni yang berkaitan dengan budaya memerlukan upaya untuk mengembangkan pendidikan agama yang berbasis budaya dan budaya melalui pendidikan Di dalam ayat 78 Surah An-Nahl dijelaskan, yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari rahim ibumu tanpa mengetahuinya, dan Dia memberimu telinga, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam seni kata penglihatan atau pendengaran digunakan sebagai tumpuan bagi perkembangan seni rupa. kata mendengarkan menjadi dasar dalam perkembangan seni suara. kombinasi kata melihat dan mendengar menjadi politik dalam seni pertunjukan. Selain itu ayat tersebut juga menjelaskan tentang hati, yang sebenarnya merupakan dasar dari semua cabang seni. Jadi seni bisa menjadi media dalam pendidikan agama asalkan bisa membangun kepercayaan diri karena bisa menjelaskan pandangan agama atau aturan hidup. Demikian juga dalam pembelajaran agama Islam, seni sebagai media pendidikan harus mampu menyampaikan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits dengan kategori materi pendidikan Islam dalam kaitannya dengan keyakinan, ibadah dan akhlak Rahma Dianawati, 2015. 69 Substansi amalan Dalail Khairât pada dasarnya adalah pelakunya untuk mencapai kualitas yang lebih baik saat ia mendekatkan diri kepada Tuhan. sebenarnya, ini juga bisa disebut sebagai bentuk aktivitas tasawuf atau pengalaman keagamaan bagi para praktisinya. Menurut James, ada empat karakter yang mendefinisikan tasawuf. Pertama, sesuatu yang mengutamakan aspek feeling atau perasaan, sehingga sulit untuk dideskripsikan secara ilmiah. kedua, dalam keadaan neurotik, Sufi percaya bahwa mereka menjangkau alam untuk mendapatkan wawasan tentang inspirasi. ketiga, kondisi maksimal yang didapat bersifat sementara dan mudah hilang. Keempat, apa yang diterima adalah anugerah yang tidak dapat dipupuk karena pengalaman mistik bergantung pada kekuatan gaib yang mengendalikannya Intan Qurratul Aini, 2016. F. Dampak Seni Dalail Khairat Terhadap Masyarakat Aceh Dampak seni Dalail Khairat dalam kehidupan masyarakat salah satunya yaitu dapat menciptakan suasana keakraban, dapat menjauhi anggota masyarakat dari pengaruhnya terhadap gejala-gejala sosial saat ini, dan juga dengan keberadaan Dalail Khairat, budaya dalail khairat dapat dilestarikan sepanjang masa sehingga regenerasi Aceh dapat mengetahui tentang Dalail Khairat dan juga mengetahui apa saja yang ada dalam seni yang dimainkan. Melihat kondisi saat ini, kesenian Dalail Khairat hanya ada di beberapa daerah saja, namun pada masa lalu Dalail Khairat hidup semua lini di desa, dan Dalail Khairat juga diperlombakan di hari raya Islam. Dalail Khairat juga berfungsi sebagai kontrol sosial, salah satunya dapat dilihat dengan adanya institusi yang sesuai dengan kontrol naluriah atas kehidupan., menurut selo soemarjan, adalah memahami bahwa perubahan sosial berarti semua perubahan dalam pranata sosial suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku antar kelompok dalam masyarakat. Clifford Geertz, dalam the interpretation of cultures tafsir kebudayaan, Untuk menyikapi peristiwa sosial, seorang ilmuwan tidak hanya perlu mencari hubungan sebab akibat, tetapi juga mencoba memahami makna yang terkandung dalam suatu budaya. karena budaya adalah jaring makna, dan manusia adalah hewan yang terperangkap dalam jebakan makna itu. oleh karena itu, budaya bersifat komprehensif dan kontekstual. G. Peran Seni Dalail Khairat dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh Dalail Khairat merupakan seni atau media komunikasi yang dimainkan di oleh kelompok maupun beberapa orang di surau setelah sholat isya, dalam dalail khairat yang dilakukan ada dengan membaca kitab, dimana kitab tersebut mengandung sholawat, asmaul husna maupu persoala lainnya. Menurut tgk Abu Bakar Dalail Khairat merupakan kumpulan doa-doa pujian keagamaan yang didasarkan dengan membaca sembilan puluh nama Allah. Yang di tambah surat al-Ikhlas tiga kali di awali dengan taawud, surat al-Falaq, an-Nas, al-Fatiḥah di awali dengan basmalah, sembilan nama Allah, dua ratus satu nama-nama Nabi Saw, dan juga doa-doa tertentu pada hari tertentu sebagai wiridnya. Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 2, No. 1 Maret 2022 E - ISSN 2797-6440 P - ISSN 2797-7722 70 Asmanidar Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh Dalail Khairat juga berhubungan dengan keutamaan yang membedakan dengan keutamaan lain yakni dari amalan Dalail Khairat sendiri. Menurut Imam Mahdi, Dalail Khairat adalah tuntunan dan bimbingan yang dapat mengantarkan seseorang mencapai derajat kebaikan dan keutamaan dengan cara membaca shalawat Nabi, dan beberapa doa atau wirid lainnya. Al-Imam Mahdi Ibn akhmad Ali Yusuf Al-Zasi, 1980. Cara membacanya yaitu pertama-tama di bacakan Surat al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca istighfar, tasbih, tahmid masing-masing dibaca tiga kali, dan beberapa bacaan lain seperti surat Al-Ikhlas tiga kali, surat Al-Falaq, surat Al-Nas, dan al-Fatiḥah masing-masing satu kali. Beralih halaman berikutnya mambaca Asma al-Ḥusna 99 nama Allah yang terdapat dalam al-Qur`an. Bagian kedua ini di akhiri dengan doa niat melaksanakan wirid shalawat Dalail Khairat. Bagian ketiga berisi kumpulan wirid shalawat Nabi yang diklarifikasikan Imam Al-Jazuli yang harus dibaca sesuai hari yang telah ditentukan. Adapun peran dalail khairat dalam menolah paham wahabi menurut Tgk Abu Bakar Bahwa pandangan Teungku terhadap Wahabi sangat bervariasi. Namun pada umumnya cara memahami bahwa beberapa ajaran Wahabi menyimpang dari ajaran Islam. Beberapa ajaran Wahabi yang dinilai menyimpang adalah larangan menziarahi kubur, larangan talkin mayat, pelaksaan shalat tarawih delapan rakaat, larangan berdoa terhadap orang yang sudah meninggal, larangan merayakan mauled nabi, mengharamkan bertawassul, larangan azan dengan suara mengalun-alun, larangan melagukan al-Qur’an, larangan menyanyikan qasidah, larangan berzikir, larangan dalail khairat, sifat 20 tidak wajib, Allah mempunyai tempat di „arsy, tidak ada penakwilan terhadap ayat-ayat mutasyabihat, dan mengharamkan pembangunan kubah diatas kubur. Maka dari itu ada dalam syair dalail yang menyinggung tentang wahabi pada penutup dalail khairat. Di samping itu, menurut Tgk. Waled Bini memperkuat argumennya dengan menambahkan bahwa jika berdoa kepada orang yang sudah tiada, maka dia akan mendapatkan kesejukan di dalam kubur. Ada juga yang mengatakan bahwa doa merupakan hadiah untuk orang yang ditinggal pergi, karena dengan doa dapat membantu meringankan siksa kubur. Perayaan maulid dalam pandangan lumrah dilakukan oleh umat Islam. Di samping tujuan utamanya mengingat kembali jasa-jasa perjuangan Rasulullah Muhammad Saw, juga membantu memberikan kesenangan kepada masyarakat kurang mampu. Dalam ceramah maulid, penceramah sering membawa hadis yang artinya;“Barangsiapa yang senang menyambut hari kelahiranku, maka mereka akan berada di dalam syurga bersamaku kelak”. Selanjutnya larangan mendengungkan azan dengan suara yang mendayu-dayu, melagukan al-Qur‟an, menyanyi lagu qasidah dan dalail khairat. Sepengetahuan Teungku Seumeubeut, nabi belum pernah melarang seseorang melakukan hal seperti itu. Dalail Khairat dapat memberikan sisi positif berupa syiar dan motivasi kepada masyarakat untuk lebih mencintai Nabi. Larangan lainnya berupa tidak mewajibkan sifat 20. Di sini Tgk. Abu Bakar menyebutkan bahwa, jika seseorang belum bisa menghafal i’tiqad dua puluh, maka imannya dianggap belum sempurna, dikarenakan belum mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah Swt., menghafal sifat dua puluh hukumnya 71 wajib. Dan i’tiqad yang seharusnya dihafal bukan hanya sifat dua puluh yang wajib dimiliki oleh Allah saja, akan tetapi sifat yang mustahil pada Allah, kemudian yang harus bagi Allah, sifat yang wajib bagi rasul yang empat dan yang mustahil bagi rasul, dan juga yang harus bagi rasul. Kemudian yang dianggap menyimpang lainnya adalah mengatakan bahwa Tuhan bertempat di arsy., dalam al-Quran yang dikatakan arsy itu bukanlah seperti yang dipikirkan manusia. Jika membayangkan bahwa Tuhan bertempat, maka sudah menyalahi sifat dua puluh yang ke empat yaitu mukhalafatuhu lil hawadis, yang artinya bersalahan Allah dengan yang baharu. Maka jika demikian hal yang terjadi maka menurut Tgk. Abu Bakar di mana letak perbedaan Allah dengan makhluk. Selanjutnya mengenai tidak adanya takwilan terhadap ayat-ayat yang mutashabihat. Bahwa ayat yang mengandung mutasyabihat harus ditakwilkan agar tidak lari dari makna yang terkandung didalamnya. Mengenai kata yaddullah dalam al-Quran menurut Tgk. Waled Bini tidak boleh diartikan sebagai tangan Tuhan, karena jika seperti ini cara pemberian makna berarti itu salah. Sebenarnya arti dari yaddullah itu adalah kekuasaan Allah. Larangan lainnya adalah mengharamkan membuat kubah di atas kubur. Padahal Aceh merupakan wilayah dengan seni dan kebudayaan yang beragam. Salah satu seni yang sampai saat ini terus dipelihara keberadaannya adalah Dalail Khairat. Contoh Dalail Khairat tersebut adalah H. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Dalail Khairat 1 Kekeluargaan Secara umum setiap seni dan budaya bertujuan mewujudkan nilai-nilai kekeluargaan yang harmonis, utuh dan kompak. hal ini tercermin dalam masyarakat Aceh, sejalan dengan ajaran Islam yang menginginkan terwujudnya masyarakat yang bersifat kekeluargaan atau rasa persaudaraan yang utuh dan kuat. Hal ini dapat di lihat dalam Alquran surat Al-Hujuraat ayat 10 sebagai berikut Artinya Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Al-Hujuraat 10. Selama ajaran Islam menginginkan terwujudnya rasa kekeluargaan dikalangan umat Islam, sebab mereka memiliki keyakinan yang sama, sehingga lebih besar kemungkinan terbentuk persaudaraan di antara sesama penganut Islam. sikap ajaran Islam yang menginginkan kekeluargaan di antara sesama kaum muslimin atau masyarakat Aceh pada umumnya tercermin dalam falsafah orang Aceh udeep saree matee syahid. 2 Persatuan Terbinanya kekompakan masyarakat Aceh tentu sejalan dengan ajaran Islam, yang semenjak awal pertumbuhan dan perkembangan dan kebangkitannya dilandasi oleh persatuan, sebagaimana yang ditempuh Rasulullah Saw., ketika tahun pertama di kota Madinah yang telah berusaha membuat perjanjian dengan semua kelompok masyarakat Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 2, No. 1 Maret 2022 E - ISSN 2797-6440 P - ISSN 2797-7722 72 Asmanidar Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh Madinah. Sebagaimana dalam hadis dari Abi Musa tentang persatuan kaum muslimin sebagai berikut Artinya Dari Abu Musa, ia berkata Rasulullah Saw bersabda, "Orang mukmin dengan mukmin lainnya adalah seperti satu bangunan yang sebagiannya dengan bagian yang lain saling menguatkan" HR. Muslim juz 4, 3 Musyawarah Musyawarah sering juga kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, di atas sudah jelas dikatakan bahwa setiap ada acara kegiatan di dalam lingkungan masyarakat selalu dengan musyawarah agar acara yang dijalankan berjalan dengan lancar. 4 Pendidikan Edukatif Nilai pendidikan adalah nilai yang terkandung di dalamnya unsur pendidikan dan mengajar kepada orang lain tentang apa yang tidak diketahuinya menjadi tahu. Pendidikan bagi generasi muda bertujuan agar selalu berusaha keras, hal ini berarti generasi muda tidak boleh lemah dan menyerah dengan keadaan. berusaha dan tabah merupakan kewajiban, dan cobaan merupakan ujian dari Allah Swt Taat Kurnita Yeniningsih, 2007. 5 Nilai Budaya Kebudayaan mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan-kebiasaan yang dibuat oleh manusia sebagai anggota masyarakat, dipandang sebagai realitas yang menjadi sasaran ajaran Alquran Islam. peran Islam dalam kebudayaan ini adalah memberikan nilai-nilai etis yang menjadi pedoman dan ukurannya. Kebudayaan itu sendiri dalam kerangka Islam Alquran diartikan sebagai proses pengembangan potensi kemanusiaan, yaitu mengembangkan fitrah, hati nurani, dan daya untuk melahirkan kekuatan dan perekayasaan. Oleh karena itu, apabila dari segi prosesnya, kebudayaan dalam Islam adalah pendayagunaan segenap potensi kemanusiaan agar manusia dapat mempertahankan dan mengembangkan akal budi yang manusiawi. kebudayaan dalam tahap apapun tidaklah bebas nilai. dalam tahap proses, ia terikat dengan nilai-nilai, baik estetika, logika maupun etika. sedangkan dalam tahap produk ia adalah penjelmaan nilai-nilai itu sendiri. Penjelmaan nilai estetika berkembang dalam kesenian, penjelmaan nilai logika atau epistemologi berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan sedangkan penjelmaan nilai etika berkembang dalam adat istiadat dan etika pergaulan Ali Anwar Yusuf, 2003. 6 Nilai Kekerabatan Adapun asal usul etimologi kekerabatan merupakan berasal dari suku kata kerabat, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti, pertalian keluarga, sedarah daging, sanak saudara, keturunan dari induk yang sama, yang dihasilkan dari gamet-gamet berbeda. Sedangkan, kekerabatan itu merupakan kata yang diawali imbuhan “ke” dan 73 diakhiri imbuhan “an” yang mempunyai arti hubungan kekeluargaan sebagai sebuah hubungan ikatan yang diturunkan dari sumber yang sama. Adapun makna kekerabatan secara istilah ada yang memaknai sebagai suatu lembaga yang bersifat umum dalam masyarakat dan memainkan peranan penting pada aturan tingkah laku dan susunan kelompok. la adalah bentuk dan alat hubungan sosial. Dalam artian lain, kekerabatan merupakan sebuah hubungan kelompok yang terdapat di lingkungan masyarakat dan dijadikan sebagai Lembaga nonformal dalam menjaga solidaritas sosialnya. Dengan pengertian di atas, terdapat pula beberapa unsur kekerabatan, secara umum unsur-unsurnya ialah keturunan, perkawinan, hak dan kewajiban serta istilah-istilah kekerabatan. Secara keseluruhan, unsur ini merupakan suatu sistem dan dapat dilihat sebagai pola tingkah laku dan sikap para anggota masyarakat. Setiap masyarakat mengenal hubungan sosial, baik karena keturunan darah, akibat perkawinan, maupun karena wasiat. Jaringan-jaringan hubungan sosial ini merupakan sebagian dari struktur sosial masyarakat, baik sederhana maupun kompleks. Dalam Dalail Khairat juga mengandung nilai kekerabatan, kekerabatan yang dimaksud disini ialah dapat terjalin interaksi social antar individu dan kelompok, antar kelompok dan kelompok dalam masyarakat sehingga ada masyarakat yang berselisih dengan adanya Dalail Khairat dapat diselesaikan dan dapat mencairkan suasana. Fazal, 2017. Kesimpulan Dalail Khairat adalah berasal dari lafadz dalāil yang berarti petunjuk, dan khaīrāt yang berarti kebajikan. Nama sebuah buku petunjuk kesalehan, yang merupakan kumpulan doa-doa pujian keagamaan yang didasarkan dengan membaca sembilan puluh nama Allah. Yang di tambah surat al-Ikhlas tiga kali di awali dengan taawud, surat al-Falaq, an-Nas, al-Fatiḥah di awali dengan basmalah, sembilan nama Allah, dua ratus satu nama-nama Nabi Saw, dan juga doa-doa tertentu pada hari tertentu sebagai wiridnya. Dalail Khairat bisa disebut sebuah alat atau media komunikasi antara seorang hamba yang bermunajat dan mengungkapkan cinta kasihnya kepada Nabi Saw. Lewat shalawat Dalail Khairat, manusia akan lebih mengenal siapa Rasulnya, lebih dekat, lebih cinta, dan lebih merasa memiliki. Cara membacanya yaitu pertama-tama di bacakan Surat al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca istighfar, tasbih, tahmid masing-masing dibaca tiga kali, dan beberapa bacaan lain seperti surat Al-Ikhlas tiga kali, surat Al-Falaq, surat Al-Nas, dan al-Fatiḥah masing-masing satu kali. Beralih halaman berikutnya mambaca Asma al-Ḥusna 99 nama Allah yang terdapat dalam al-Qur`an. Bagian kedua ini di akhiri dengan doa niat melaksanakan wirid shalawat Dalail Khairat. Bagian ketiga berisi kumpulan wirid shalawat Nabi yang diklarifikasikan Imam Al-Jazuli yang harus dibaca sesuai hari yang telah ditentukan. Adapun peran dalail khairat dalam menolah paham wahabi Bahwa pandangan Teungku terhadap Wahabi sangat bervariasi. Namun pada umumnya cara memahami bahwa beberapa ajaran Wahabi menyimpang dari ajaran Islam. Beberapa ajaran Wahabi yang dinilai menyimpang adalah larangan menziarahi kubur, larangan talkin mayat, pelaksaan shalat tarawih delapan rakaat, larangan berdoa terhadap orang Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 2, No. 1 Maret 2022 E - ISSN 2797-6440 P - ISSN 2797-7722 74 Asmanidar Dalail Khairat Makna dan Syair dalam Menolak Paham Wahabi di Aceh yang sudah meninggal, larangan merayakan mauled nabi, mengharamkan bertawassul, larangan azan dengan suara mengalun-alun, larangan melagukan al-Qur’an, larangan menyanyikan qasidah, larangan berzikir, larangan dalail khairat, sifat 20 tidak wajib, Allah mempunyai tempat di „arsy, tidak ada penakwilan terhadap ayat-ayat mutasyabihat, dan mengharamkan pembangunan kubah diatas kubur. Maka dari itu ada dalam syair dalail yang menyinggung tentang wahabi pada penutup dalail khairat. Dampak seni Dalail Khairat dalam kehidupan masyarakat salah satunya yaitu dapat menciptakan suasana keakraban dalam Gampong Cot Aceh Besar, kemudian dapat menjauhi anggota masyarakat dari pengaruhnya terhadap gejala-gejala sosial saat ini, dan juga dengan adanya Dalail Khairat di Gampong Cot budaya Dalail Khairat dapat dilestarikan sepanjang masa agar regenerasi Aceh pada umumnya, khususnya masyarakat Gampong Cot dapat tahu tentang Dalail Khairat dan juga dapat tahu apa saja yang dimaikan dalam seni Dalail Khairat. Karena kalau kita melihat kondisi saat ini seni Dalail Khairat hanya ada di beberapa daerah saja melainkan kalau zaman dulu Dalail Khairat hidup dari segala lini yang ada di gampong-gampong, dan juga Dalail Khairat di perlombakan pada ajang hari-hari besar Islam. Adapun makna yang terkandung dari Dalail Khairat ialah bukanlah sebuah sastra Aceh atau lagu dengan pantun dalam bahasa Arab. Namun teks-teks tersebut adalah teks atau syair yang sering dilantunkan pada acara Dalail Khairat dan juga pada perayaan Maulid Nabi. Substansi amalan Dalail Khairât pada dasarnya adalah pelakunya untuk mencapai kualitas yang lebih baik saat ia mendekatkan diri kepada Tuhan. sebenarnya, ini juga bisa disebut sebagai bentuk aktivitas tasawuf atau pengalaman keagamaan bagi para praktisinya. Kemudian seni Dalail Khairat dalam kehidupan masyarakat salah satunya yaitu dapat menciptakan suasana keakraban, menjauhi anggota masyarakat dari pengaruhnya terhadap gejala-gejala sosial saat ini. REFERENSI Al-Imam Mahdi Ibn akhmad Ali Yusuf Al-Zasi, Mithali Al Massarat bi Jalai Dalail al-Khairat, Mesir, Mathabah Musthofa al-Babi al-Halabi, 1980. Crilly Glase, Esiklopedia Islam ringkas, Ter. Grufron A. Masdi, The Coise Enciclipedia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Abdul Jalil. 2015. Modal Sosial Pelaku Dalail Khairat. Dialog, 38. Ahmad Basyir. Fi Tashihi Dalail al-Khairat. Menara Kudus. Ahmad Hanafi. 1995. Pangantar Theology Islam. Mutiara Sumber Widya Jakarta. Ali Anwar Yusuf. 2003. Studi Agama Islam. Pustaka Setia. Fazal, K. 2014. Meurukon dalam Masyarakat Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh]. Fazal, K. 2017. Tradisi Tari Seudati Masyarakat Kota Lhokseumawe Aceh Analisis Epistemologi Islam Gerakan dan Syair [Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan]. 75 Harun Nasution. 1992. Ensiklopedi Islam Indonesia IAIN Syarif Hidatullah. Djambatan. Intan Qurratul Aini. 2016. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Tari Ratéb Meuseukat. Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. 17, N. Khairil Fazal, M. 2021. Hubungan Simbiosis Masyarakat Aceh Besar Dengan Tradisi Hindu. Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama, 1. Khairil Fazal, N. L. 2021. Multikultural Perspektif Sosiologis. Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama, 1. Mahbub, dkk. Memahami Puasa Dalail Khairat secara Bijak. Majalah Manhaj LPS Fikro Ponpes Darul Falah. Mohammad Adib. 2010. Urgensi Puasa Dalail al-Khairat dalam Membentuk Prilaku Moral Santri Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus. STAIN Kudus. Mulyana Idris dan Muhammad Sahlan. 2018. Antara Salah Paham Dan Paham Yang Salah Pandangan Teungku Seumeubeut Terhadap Wahabi. Substantia Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 20, No. 1. Rafael Raga Maran. 2007. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Rineka Cipta. Rahma Dianawati. 2015. Media Tradisional Aceh Dalam Perspektif Komunikasi Islam. At-Tabayyun, Vol. 1, No. Safriadi. 2018. Dakwah Kultural dalam Budaya “MEURUKON” di Aceh. Jurnal Bimas Islam, 11, No. 2. Taat Kurnita Yeniningsih. 2007. Nilai- Nilai Budaya Dalam Kesenian Tutor PMTOH. Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, Viii, Ulfatun Hasanah. 2020. Analisis Struktur, Makna, dan Fungsi Meudikee Anggok Pada Acara Maulid di Kecamatan Tanah Luas Kabupaten Aceh Utara. Universitas Sumatera Utara Medan. All publication by Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama are licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi Internasional ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Qurratul AiniRatéb Meuseukat is one of the variety of dance in Aceh; its lyrics and songs contain the messages of Islamic education, moral values, as well as direction to take a better life. Ratéb Meusekat dance is interesting to be studied because it is a folk dance that serves not only as an entertainment tool, but also as a media of Islamic Education. The researcher applied the descriptive–qualitative approach in this research that was intended to describe the presentation form and the messages contained in the Ratéb Meusekat dance. As data collecting method, the researcher did the observation, interview and document recording. In this study the researcher directly observed the process of Ratéb Meusekatdance in Lempia studio. The result of this research indicated that the Ratéb Meusekat dance contained of Islamic Educational messages by means the value of faith such as always remember Allah SWT, selawat to our Prophet and remember death. The value of worship is reflected in always being grateful;Then the message of moral valuecan be done by, for example,honoring the guest; The last value is the social relationship that can be applied by obeying the rule and by honoring the JalilThis study discusses the Social Capital of Dala’il Khairat actors at school Darul Falah school by Kiai Ahmad Bashir Kudus. This study aims to determine how donators’ social capital of Dala’il Khairat defined success in economic field. The donators are the alumni who live outside the pesantren and develop business ventures in some areas such as Central Java, Yogyakarta, and Kuningan, West Java. By applying qualitative research this study was conducted in Pesantren Darul Falah Jekulo, Kudus, Central Java. Data were collected through participatory observation, interview, and documentation. The informants include mujiz Dala’il Khairat, school administrates, the students, community leaders, and alumni donators of Dala’il Khairat. It finds out that donators’ social capitals, such as the existence of social networks before and after donation, their business cooperation, and the trust, encouraged the pesantren economic success donators’ potential development. These social capitals have become a determining factor of developing commercialization among the donators who run their business and at the same time have helped the success in the economic field of the dalam Masyarakat Pante Bidari Kabupaten Aceh TimurK FazalFazal, K. 2014. Meurukon dalam Masyarakat Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur [Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh].Tradisi Tari Seudati Masyarakat Kota Lhokseumawe Aceh Analisis Epistemologi Islam Gerakan dan SyairK FazalFazal, K. 2017. Tradisi Tari Seudati Masyarakat Kota Lhokseumawe Aceh Analisis Epistemologi Islam Gerakan dan Syair [Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan].M Khairil FazalKhairil Fazal, M. 2021. Hubungan Simbiosis Masyarakat Aceh Besar Dengan Tradisi Hindu. Abrahamic Religions Jurnal Studi Agama-Agama, 1. Puasa Dalail Khairat secara Bijak. Majalah Manhaj LPS Fikro Ponpes Darul FalahDkk MahbubMahbub, dkk. Memahami Puasa Dalail Khairat secara Bijak. Majalah Manhaj LPS Fikro Ponpes Darul Puasa Dalail al-Khairat dalam Membentuk Prilaku Moral Santri Ponpes Darul Falah Jekulo KudusMohammad AdibMohammad Adib. 2010. Urgensi Puasa Dalail al-Khairat dalam Membentuk Prilaku Moral Santri Ponpes Darul Falah Jekulo Kudus. STAIN dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya DasarRafael Raga MaranRafael Raga Maran. 2007. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Rineka Tradisional Aceh Dalam Perspektif Komunikasi IslamRahma DianawatiRahma Dianawati. 2015. Media Tradisional Aceh Dalam Perspektif Komunikasi Islam. At-Tabayyun, Vol. 1, Kultural dalam BudayaSafriadiSafriadi. 2018. Dakwah Kultural dalam Budaya "MEURUKON" di Aceh. Jurnal Bimas Islam, 11, No. 2.
SvwU0. 6712lcwiak.pages.dev/4086712lcwiak.pages.dev/3816712lcwiak.pages.dev/2026712lcwiak.pages.dev/4216712lcwiak.pages.dev/896712lcwiak.pages.dev/5386712lcwiak.pages.dev/3266712lcwiak.pages.dev/598
tata cara membaca dalail khairat